Bukan Cuma Jakarta yang Bisa Macet, Terusan Suez Juga!

Kapal Ever Given ( Sumber : Google )

Kapal Ever Given ( Sumber : Google )

Like

Dunia dihebohkan dengan tragedi kapal “tersangkut” di Terusan Suez, Mesir. Tragedi yang terjadi pada selasa lalu itu menimbulkan kemacetan luar biasa di jalur perdagangan Internasional tersebut.

Berdasarkan Lloyd’s list, ratusan kapal lain yang ingin melewati kanal yang perhubungan antara laut merah dan laut tengah tersebut turut terjebak. Hal ini karena badan kapal raksasa yang mengalami insiden itu benar-benar memblokir seluruh jalan.

Kejadian bermula pada Selasa, 24 maret 2021 lalu. Saat itu kapal raksasa Ever Given asal Taiwan dengan bermuatan ratusan kontainer itu bergerak dari China menuju Belanda.

Saat tiba di Terusan Suez, kapal dengan beban 220 ribu ton itu hilang kendali karena terkena terpaan badai pasir setinggi 46 mil per jam. Akhirnya, kapal raksasa itu oleng dan tersangkut dengan posisi miring.

Kapal langsung tersangkut di kanal perdagangan global tersebut akibat ukuran kapal yang memang sangat besar yaitu sepanjang 400 meter dengan posisi haluan kapal tersangkut di bagian timur kanal dan buritannya di bagian baratnya.


Pasca tersangkut, Insinyur kelautan dan tim penyelamat mengupayakan untuk mengapungkan kembali raksasa itu. Namun, hal tersebut sangat sulit karena ukuran kapal.
 
Boskalis, tim yang melakukan pengerukan pada kanal suez masih belum berhasil untuk membebaskan kapal Ever Given. Bahkan, kapal tersebut belum bergerak banyak setelah pengerukan selama 3 hari.

Karena sulitnya proses evakuasi itu, para ahli memprediksi bahwa proses evakuasi tidak dapat segera rampung dan membutuhkan waktu lama.

Wah, lalu gimana ya dampak dari macetnya kanal suez?
 

Dampak Bagi Dunia

Tersangkutnya raksasa itu di jalur perdagangan terbesar di dunia tentu membawa dampak yang serius, terutama pada perdagangan dan perekonomian global.

Setelah tragedi tersebut terjadi, harga minyak dunia melonjak drastis. Di hari rabu, harga minyak melesat lebih dari 6 persen setelah sebelumnya harga minyak kerap turun akibat pandemi Covid-19.

Hal ini karena kemacetan di kanal suez menghambat kapal-kapal hingga tidak dapat sampai ke tujuan mereka, perdagangan dunia ditaksir merugi sebesar US $400 juta per jam nya berdasarkan data dari Llyod’s list.

Angka yang sangat besar tersebut tidaklah membuat heran, mengingat bahwa jalur tersebut merupakan jalur perdagangan terbesar dan tersibuk di dunia. Tanpa jalur tersebut, perdagangan Asia-Eropa harus memutari Afrika yang sangat jauh.

Akan tetapi, kenaikan tersebut tidak bertahan lama dimana pada kamis nya harga minyak kembali turun, WTI turun sebesar 4,3 persen sedangkan Brent turun 3,8 persen. Setelah penurunan drastis tersebut, harga minyak turun lagi dibawah 1 persen pada hari Jumat ini.


Dampak Bagi Indonesia

Kejadian tersebut juga turut berdampak bagi Indonesia, lho. Hal ini karena Indonesia termasuk negara yang menjalin hubungan perdagangan dengan negara Eropa.

Sebagai jalur perhubungan antara Asia dan Eropa, berbagai kapal yang mengangkut komoditi untuk untuk ekspor dan impor Indonesia juga melewati kanal suez.

Sehingga, dengan tersendatnya jalur di kanal suez akan membawa dampak buruk bagi Indonesia. Dimana kemungkinan akan adanya kenaikan harga untuk ongkos pengiriman barang melalui jalur laut. 

Seperti yang diungkapkan oleh ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno bahwa ongkos pengiriman pasti naik.

“Ongkosnya naik, tapi kenaikannya belum tahu” ujar Benny dalam Joss.co.id


Pasalnya, kenaikan harga pada ongkos kirim juga bisa berdampak pada kenaikan di harga-harga barang itu sendiri. Oleh karena itu, Indonesia sebaiknya bersiap menghadapi dampak yang mungkin terjadi.