Strategi Investasi Kuartal Kedua 2021 - Canva
Likes
Enggak terasa ya, kita sudah mau masuk ke kuartal kedua 2021. Menyiapkan strategi investasi pun perlu kamu lakukan nih, Be-emers.
Soalnya, kalau dilihat dari tiga bulan pertama di tahun 2021 ini, kinerja pasar saham domestik bisa dibilang kurang cemerlang. Dari data RTI Business, selama tiga bulan terakhir, pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mencapai 0,96 persen.
Padahal kalau diingat-ingat, di awal 2021 -tepatnya pada perdagangan 20 Januari, IHSG sempat menyentuh level tertinggi yakni 6.429,75 lho!
Namun, pada Maret 2021, IHSG justru bergerak cukup fluktuatif. Bahkan, di perdagangan 30 Maret 2021, IHSG terjun cukup dalam ke level 6.071, dengan koreksi hingga 1,55 persen.
Enggak cukup sampai di situ, di perdagangan 31 Maret 2021, IHSG terpental dari level 6.000 karena harus kembali terkoreksi 1,42 persen ke level 5.985.
Meski volatilitas masih tinggi, sejumlah analis ternyata cukup optimis kok kalau pertumbuhan IHSG bakal masih terjadi hingga akhir 2021.
Menurut ice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali, dikutip dari Bisnis, pihaknya masih yakin IHSG bisa kembali bangkit seiring dengan pemulihan ekonomi. Meskipun, tren kenaikan US Treasury masih perlu diwaspadai karena berpotensi terus menekan indeks.
Untuk itu, para investor perlu banget nih mengatur strategi dalam berinvestasi. Strategi investasi apa yang perlu kamu lakukan di kuartal kedua 2021?
Baca Juga: Bursa Masih Volatil, Investor Disarankan Pasang Strategi Ini
Pertahankan Posisi “Wait and See”
Frederik menyarankan, agar investor sebaiknya mempertahankan posisi wait and see. Tentunya hal tersebut dilakukan sambil mencari atau menyeleksi saham emiten yang diyakini akan pulih kinerjanya pada paruh kedua tahun ini.Lebih tepatnya, buat investor yang mungkin punya posisi saham yang masuk kategori pemulihan, Frederik menyarankan untuk wait and see dan memperhatikan hasil kinerja emiten.
Soalnya, ia juga memprediksi, setelah sebagian orang di Indonesia sudah divaksinasi, ekonomi akan pulih dan kinerja emiten akan membaik. Sehingga, hal tersebut bisa mengerek harga saham para emiten deh.
Lebih Selektif saat Akumulasi Beli dan Melihat Jangka Panjang
Sementara itu, menurut Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar, investor sebaiknya lebih selektif dalam melakukan akumulasi beli di tengah banyaknya tekanan pada IHSG.Anggaraksa justru cenderung fokus sama sektor yang kena imbas positif dari “Ramadhan Effect”. Misalnya, ada sektor konsumer, telekomunikasi, hingga ritel.
Di sisi lain, Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin pun menyarankan, sebaiknya investor ritel berinvestasi dengan tujuan jangka panjang. Selain itu, investor juga bisa menerapkan dollar cost averaging nih, Be-emers.
Sudah siap berinvestasi di kuartal berikutnya? Kalau kamu, sudah siapin strategi apa aja nih buat investasi saham?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.