Berapa yang Didapatkan Industri Musik dari Spotify dan Youtube? Illustration Web Bisnis Muda - Canva
Likes
Streaming telah menguasai penghasilan industri musik hingga mencapai $11 miliar (Rp 156,1 triliun) yang mendominasi pasar musik tahun 2019. Uniknya, platform Spotify menjadi juara dalam hal subscriber berbayar secara global, dengan profit dilansir hingga $130 miliar (Rp 1.844 triliun).
Dengan berbagai saingan yang ada, seperti YouTube Music, Apple Music, Google Play Music, hingga Tencent, Spotify tetap menjadi yang terdepan. Ini semua karena model Freemium mereka dimana seorang pengguna bisa mendengarkan musik secara gratis tetapi mereka harus melihat iklan terlebih dahulu atau membayar untuk subscription tanpa iklan selama 1 bulan.
Namun, tidak secepat itu, Spotify. Memang Spotify merupakan platform dengan pengguna paling banyak, namun, keuntungan yang dihasilkan oleh iklan berbayar cenderung kecil. Bahkan, Taylor Swift dan Adele sempat membuat gerakan boikot Spotify karena alasan bayaran yang kecil di setiap streaming-nya, dan sempat menarik semua album dari platform tersebut.
Baca Juga: Saingi Clubhouse, Spotify Akuisisi Platform Audio Locker Room
Beberapa bulan setelah CEO dari perusahaan streaming audio Swedia Daniel Ek mengumumkan Spotify membayar $5 miliar (Rp 70,9 triliun) untuk industri musik pada tahun 2020, Global Head of Music YouTube, Lyor Cohen, mengatakan bahwa platform itu menyumbangkan lebih dari $4 miliar (Rp 56,7 triliun) ke kantong para artis, penulis lagu, dan pemegang hak cipta selama satu tahun terakhir.
Cohen mengatakan bahwa revenue stream YouTube datang melalui saluran iklan YouTube, dan langganan YouTube Music serta YouTube Premium. Perusahaan menghasilkan $19,78 miliar atau setara dengan Rp 280,7 triliun dari iklan selama tahun 2020. Youtube membayarkan sekitar 20 persen dari pendapatan iklannya kepada industri musik.
Dengan tujuan YouTube untuk menjadi penghasil pendapatan terkemuka untuk industri musik dan untuk membantu artis di seluruh dunia membangun karir membuat musik, Cohen mencatat bahwa perusahaan milik Alphabet ini mengalami peningkatan anggota berbayar pada Q1 2021 daripada kuartal-kuartal sebelumnya, bahkan sejak diluncurkan..
YouTube membayar industri musik sebesar $3 miliar (Rp 42,57 triliun) pada 2019 lalu. Cohen menjelaskan bahwa di antara penghasil pendapatan yang paling signifikan, konten buatan pengguna di YouTube menyumbang lebih dari 30 persen dari $4 miliar (Rp 56,7 triliun) yang dibayarkan kepada industri musik dalam 12 bulan terakhir.
Menurut Cohen, video yang didukung penggemar selalu berkembang pesat di YouTube, membantu artis menumbuhkan audiens mereka dan memecahkan lagu di seluruh dunia.
Cohen menunjukkan bahwa YouTube terus menambang sumber pendapatan baru, di antaranya inovasi dalam produk langsung ke penggemar termasuk merchandise, tiket, keanggotaan, dan acara virtual berbayar.
Salah satu contohnya adalah siaran langsung berbayar BLACKPINK, The Show, yang mencatat bahwa acara eksklusif YouTube menjual hampir 280.000 channel membership di 81 negara dan membantu grup tersebut mendapatkan 2,7 juta pelanggan baru ke channel resmi mereka.
Martin Mills, pendiri dan ketua dari Beggars Group, mengacungkan jempol untuk laporan baru tersebut. Pertumbuhan YouTube selama beberapa tahun terakhir telah melampaui semua orang serta pasar itu sendiri, dan sekarang, YouTube sedang dalam perjalanan untuk memberikan potensi audiens yang besar ke industri musik, seperti yang ditunjukkan oleh angka pendapatan ini.
Paul Pacifico, CEO Asosiasi Musik Independen, berkomentar bahwa angka-angka ini benar-benar menggarisbawahi pentingnya kemitraan YouTube dengan musik. Dapat diketahui bahwa musik independen sangat menonjol di YouTube karena konsumsi di sana didorong oleh penggemar. Seiring meningkatnya nilai yang dikembalikan ke komunitas musik independen dari seluruh dunia, komunitas menyambut baik alat yang semakin canggih yang tersedia untuk lebih meningkatkan hubungan antara artis dan penggemar dan diharapkan dapat terus bekerja sama dengan tim YouTube untuk membantu anggota komunitas untuk memaksimalkan potensi mereka.
Mitra lain yang ikut serta termasuk Michael Nash, EVP, strategi digital, di Universal Music Group. “YouTube dan UMG tetap menjadi mitra yang kuat dengan rekam jejak peluncuran fitur-fitur baru yang inovatif bersama-sama,” katanya. “Kami berharap dapat terus membangun pekerjaan itu untuk memajukan minat artis dan penulis lagu.”
Emmanuel de Buretel, pendiri Because Music, mencatat bahwa sejak Because Music menandatangani kontrak dengan YouTube, ia telah melihat pertumbuhan yang konstan baik dalam hal pendapatan dan jumlah penonton. Baru-baru ini, artis independen Major Lazer mencapai 3 miliar kali streaming pada video 'Lean On' , sebuah contoh luar biasa dari audiens global yang dapat dijangkau ketika musik indie yang hebat digabungkan dengan kemitraan yang kuat antara YouTube, dan tiga mitra indie—Because, Teamwork, dan Mtheory.
Baca Juga: Heboh Platform Streaming TV Roku Bersitegang dengan Youtube TV, Kenapa Sih?
Komentar
16 Jun 2021 - 09:22
Wow...angkanya fantastis!