Pandemi Covid-19 Melemahkan Perekonomian Masyarakat (Sumber gambar: detik.com, Foto: Edi Wahyono)
Likes
Belum ada yang mampu memberikan kepastian dari mana virus ini berasal, ada yang menyebut berasal dari binatang kelelawar, kebocoran laboratorium di China menyebabkan virus ini menyebar ke seluruh dunia. Ada juga menyebut bahwa korona sebenarnya hanyalah konspirasi dari pihak tertentu untuk mencari keuntungan dari sisi ekonomi.
Ah sudahlah .. penulis tidak memiliki kapasitas untuk memilih mana yang benar dari dugaan-dugaan di atas. Namun yang jelas sampai tulisan ini ditulis, belum ada ahli yang benar-benar mampu menemukan formulasi kandungan obat untuk mengatasinya.
Indonesia pertama kali mengumumkan dua orang dinyatakan positif pada Senin, 2 Maret 2020. Pengumuman langsung disampaikan oleh Presiden sontak memunculkan kekhawatiran di seluruh pelosok negeri. Kekhawatiran tersebut akhirnya terjadi hingga saat ini selalu terjadi penambahan kasus positif bahkan belum ada tanda pandemi akan berakhir.
Banyak pabrik, perkantoran, lembaga ekonomi ditutup, para karyawan dirumahkan. Para pengusaha UMKM terancam bangkrut, bahkan bisnis transportasi online juga dibatasi pergerakannya. Mengutip dari bisnis.com, mengacu pada data Kementerian Koperasi dan UMKM, sebanyak 37 persen UMKM yang menjadi responden mengaku tidak mendapat penghasilan akibat pandemi Corona Bahkan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus Founder OK OCE Sandiaga Uno mengingatkan pemerintah agar fokus menyelamatkan sektor usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari badai krisis akibat pandemi virus Corona (Bisnis.com).
Apa yang terjadi kemudian? Mudah ditebak, perekonomian ambruk, penghasilan masyarakat menurun, bahkan tidak ada pemasukan penghasilan sama sekali. Meskipun pemerintah telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak, nyatanya tidak semuanya menerima.
Keadaan seperti ini memaksa masyarakat untuk terbiasa melakukan langkah-langkah sederhana secara finansial diantaranya menggiatkan gerakan menabung untuk mempersiapkan semua skenario keuangan di masa pandemi. Paling tidak ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menyetabilkan sirkulasi keuangan di masa yang tidak menentu dengan cara berikut:
Menggiatkan menabung
Tidak ada yang dapat memprediksi kapan pandemi akan berakhir, sehingga unsur spekulatif dari tabungan akan sangat bermanfaat ketika terjadi situasi yang mengharuskan kita mengeluarkan banyak uang. Usahakan juga untuk tidak menarik tabungan jika memang masih ada beberapa alternatif pemenuhan kebutuhan. Kebiasaan menarik tabungan akan mengurangi etos kerja karena pola pikir yang selalu mengandalkan keberadaan uang di dalam rekening.
Utamakan kebutuhan dasar
Tunda kebutuhan yang belum perlu
Menurut beberapa penelitian ternyata pemenuhan kebutuhan tersier memiliki pengaruh yang begitu besar dalam pengeluaran tiap bulan. Kurangi membuka aplikasi belanja online agar keinginan membeli barang-barang konsumtif dapat direduksi. Gunakan waktu di rumah dengan melakukan kegiatan produktif yang sekiranya mampu menambah penghasilan keluarga.
Ada baiknya untuk bersikap bijak dalam menyikapi penurunan ekonomi yang sedang terjadi. Berhemat dan menyimpan setiap uang yang jauh lebih penting daripada membeli sesuatu yang bersifat tersier
Mulai berpikir untuk menambah penghasilan
Secara offline, dengan cara menyalurkan, memproduksi, atau menjual kembali produk yang telah ada sebelumnya dengan menarik sedikit laba. Misalnya kita dapat menjualnya dipasar tradisional, dari rumah ke rumah atau dititipkan warung atau toko sekitar kita. Tentunya kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan karena penjualan secara offline sangat memungkinkan kita untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
Investasi
Intinya, bijaklah dalam mengatur keuangan di masa yang sulit dan tidak ada kepastian kapan akan berakhir. Sekalipun pandemi telah berakhir, kondisi tetap tidak akan pernah sama dengan sebelum terjadi pandemi. Oleh karena itu menyesuaikan diri dengan situasi dan kebiasaan baru merupakan solusi terbaik dalam menghadapi ujian hidup ini.
Komentar
25 Jun 2020 - 04:59
Ekonomi keluarga sangatlah penting di masa pandemi.