Ilmuwan Asing Terakhir di Lab Wuhan Ini Ungkap Sejumlah Hal Soal Covid-19

Like

 

Labortaium Wuhan menurut Anderosn Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Labortaium Wuhan menurut Anderosn Illustration Web Bisnis Muda - Canva

 

Tentang Lab dan Institut Ilmu Pengetahuan Wuhan

Saat itu, Anderson berada di Wuhan ketika para ahli percaya pada satu virus, yang kini dikenal sebagai SARS-CoV-2 (Covid-19). Di saat itu pula, virus tersebut mulai menyebar.

Kunjungan harian selama periode akhir tahun 2019 lalu membuatnya dekat dengan banyak orang lain yang bekerja di pusat penelitian tersebut. Bahkan, Anderson merupakan bagian dari kelompok yang berkumpul setiap pagi di Akademi Ilmu Pengetahuan China untuk naik bus yang mengantar mereka ke institut sekitar 20 mil jauhnya.

Sebelum dibuka secara resmi pada tahun 2018, dilansir Bloomberg, Anderson melakukan kunjungan pertama dan langsung terkesan dengan laboratorium bio-kontainmen maksimum institut tersebut.

Bangunan beton bergaya bunker tersebut punya desain highest biosafety, dan membutuhkan udara, air, dan limbah untuk disaring dan disterilkan sebelum meninggalkan fasilitas.

Baca Juga: Duh, Varian Delta dari Covid-19 Diperkirakan Akan Dominasi Indonesia!


Belum lagi, Anderson menyebutkan, terdapat protokol dan persyaratan ketat yang ditujukan untuk menahan patogen yang sedang dipelajari. Para peneliti pun menjalani 45 jam pelatihan untuk disertifikasi untuk bekerja secara mandiri di laboratorium.

Selain itu, proses induksi yang terjadi di sana mengharuskan para ilmuwan untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang prosedur penahanan dan kompetensi dalam mengenakan pakaian bertekanan udara. Dengan kata lan, masuk-keluar dari fasilitas itu adalah usaha yang sangat hati-hati.

Aturan ini wajib di seluruh laboratorium BSL-4, yang mana lab Wuhan menggunakan metode yang dipesan lebih dahulu untuk membuat dan memantau desinfektannya setiap hari.

 

Labortaium Wuhan menurut Anderosn Illustration Web Bisnis Muda - Canva\

Labortaium Wuhan menurut Anderosn Illustration Web Bisnis Muda - Canva



Meski begitu, pemerintah di bawah Presiden Trump sempat menuduh virus dari fasilitas Wuhan menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah di institut tersebut. Namun, ahli virologi serta ahli penyakit menular pada awalnya menolak teori tersebut, dan mencatat bahwa virus berpindah dari hewan ke manusia secara teratur.

Enggak ada bukti yang jelas juga yang menjelaskan kalau dari dalam genom virus SARS-CoV-2 telah dimanipulasi secara artifisial.

Sayangnya, tindakan China justru menimbulkan pertanyaan. Pemerintah China justru mulai menolak untuk mengizinkan ilmuwan internasional masuk ke Wuhan pada awal 2020 ketika wabah itu menjamur.

Bahkan, pemerintah setempat juga melarang para ahli dari WHO masuk ke Wuhan selama lebih dari setahun dan kini hanya memberikan akses terbatas!

Walau seperti itu, berdasarkan laporan akhir tim WHO, justru membuktikan kemungkinan kecil dari kebocoran laboratorium. Virus itu pun dikatakan menyebar melalui kelelawar atau hewan lain dan melalui makanan beku.

Adapun, karir Anderson telah membawanya ke seluruh dunia. Setelah memperoleh gelar sarjana dari Deakin University di Geelong, Australia, ia bekerja sebagai teknisi lab di Dana-Farber Cancer Institute di Boston.

Pria yang kini berusia 42 tahun itu pun kembali ke Australia untuk menyelesaikan PhD di bawah pengawasan ahli virologi terkemuka John Mackenzie dan Linfa Wang.


Gimana, kamu lebih percaya teori yang mana nih soal Covid-19?

Sudah, yang penting tetap jaga protokol kesehatan dan jaga imunitas ya agar tetap terhindar dari virus Covid-19 ini!