JHON RENO, Bisnis Kuliner Kekinian yang Hits saat Pandemi

Jhon Reno, merek bisnis kuliner secara online dan offline yang lahir saat pandemi (Sumber: dokumen pribadi)

Jhon Reno, merek bisnis kuliner secara online dan offline yang lahir saat pandemi (Sumber: dokumen pribadi)

Like

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah melanda bangsa Indonesia hampir 1,5 tahun lamanya. Dan, dampak dari musibah tersebut merasuk ke semua sektor ekonomi.

Salah satu hal yang menarik adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, yang dilakukan banyak perusahaan dari berbagai skala. Dengan tujuan untuk memperkecil pengeluaran. Bila perlu, mampu bertahan di badai pandemi.

Ibarat ungkapan orang bijak, Setiap Kesempitan selalu ada Kesempatan. Sama halnya dengan musibah Pandemi. Meskipun, banyak orang yang mengeluh karena kehilangan mata pencaharian. Namun, percayalah, Pandemi telah melahirkan banyak orang kreatif. Dengan kata lain, banyak cerita orang yang mau bangkit dari keterpurukan tersebut.

Mereka adalah sosok orang yang tidak kenal menyerah. Selalu melihat hal yang positif di antara berseraknya hal yang negatif. Melihat peluang, di antara lautan tantangan.
 
JHON RENO
Pasangan suami istri Feri Kristianto (42) dan Dyah Catur Puji Lestari (42) adalah salah satu sosok pasutri yang tidak mau menyerah dari keadaan. Atas dukungan suaminya, Ibu Dyah memanfaatkan waktu luangnya dengan berbisnis sampingan. Mereka adalah sosok orang yang selalu melihat peluang cuan (untung). Di saat badai pandemi masih menyerang negeri ini.

Pasutri yang tinggal di Kota Magelang Jawa Tengah tersebut memanfaatkan sebuah momentum bagus. Sejatinya, Pasutri ini adalah tipe orang gajian dari dua perusahaan berbeda yang ada di Ibu Kota Jakarta.


Sang suami bekerja di sebuah bank swasta terkenal. Sang istri sendiri bekerja di salah satu koperasi. Maklum, pasutri tersebut adalah lulusan dari fakultas ekonomi sebuah universitas swasta STIE Kerja Sama (STIKER) Yogyakarta.

Mereka memutuskan untuk pulang kampung halaman di Magelang Jawa Tengah. Dengan alasan, agar bisa dekat dengan anggota keluarga. Juga, ingin menyekolahkan kedua anak laki-lakinya di kampung halamannya. Mereka jeli bahwa saat perkembangan dunia digital kian tidak terbendung. Maka, memanfaatkan media sosial untuk berbisnis menjadi sebuah ladang yang bisa dilakoni. Meskipun, bisnis barunya menjadi bisnis sampingan.  
 
Seperti halnya bisnis lain, maka sebuah merek bisnis harus menjadi sebuah branding yang menarik. Maka, merek JHON RENO menjadi cikal bakal sebuah bisnis kuliner yang digagas dan lahir saat Pandemi. Nama merek yang diambil dari nama depan anak pertamanya Reno Adi Kristianto, diharapkan menjadi bisnis kuliner yang mampu berkembang di masa depan.

Jujur, JHON RENO tersebut pada awalnya hanyalah sebuah bisnis makanan ringan, seperti keripik jamur, kripik pegagan, kripik pare dan lain-lain. Makanan ringan yang diambil dari sebuah home industry (industri rumahan) tersebut di-drop di berbagai toko atau warung. Ibu Dyah sendiri bertindak sebagai reseller.

Mulanya, usaha tersebut dilakukan secara iseng-iseng. Yang ditawarkan secara online dan getok tular (dari mulut ke mulut). Dia tawarkan kepada teman-temannya dan berbagai komunitas. Namun, pada perjalanannya,  usaha sampingan tersebut justru mendapatkan respon menarik dari banyak pelanggan.
 
INOVASI PRODUK
Seiring dengan banyaknya pelanggan. Maka, pemilik usaha JHON RENO tersebut melakukan inovasi produk. Yaitu, menciptakan produk baru dengan olahan tangan sendiri. Tentu, produk kuliner terbaru tersebut tidak bisa langsung diterima oleh banyak orang. Perlu adanya proses trial and error.   

Namun, keuletan dari penciptaan produk baru tersebut membuahkan hasil, dengan bertambahnya para pelanggan dan permintaan. Oleh sebab itu, inovasi produk kuliner pun harus terus dikembangan dengan baik. Maka, produk kuliner yang mulanya hanya makanan ringan, berkembang menjadi inovasi produk yang sedang hits. Produk yang sedang diminati banyak orang.

Adapun, produk kuliner yang sedang digandrungi banyak orang di masa pandemi ini, seperti:
1. Siomay JHON RENO dibanderol dengan harga Rp15 ribu per porsi (setiap hari stok siap sedia).
2. Kue Jadah dibanderol dengan harga Rp35 ribu per besek.
3. Krasikan dan Wajik dibanderol dengan harga masing-masing Rp40 ribu per besek.
4. Jenang Lot dibanderol dengan harga Rp50 ribu.
         
Khusus 4 macam kue tersebut, siap menerima permintaan atau pesanan saat weekend.  Memang, untuk saat ini, JHON RENO mengembangkan pangsa pasar atau pesanan untuk kawasan Magelang dan Yogyakarta. Tetapi, tidak menutup kemungkinan siap melayani pesanan dari mana saja.

“ngendi wae” (ke mana saja) kata pemilik usaha JHON RENO, Ibu Dyah Catur Puji Lestari, saat dihubungi melalui pesan Whatshap.


Menurut pemiliki usaha JHON RENO, bisnis yang dilakukan secara online dan offline tersebut, mampu menambah pemasukan keluarga. Bahkan, memberikan keuntungan yang signifikan. Saat belum diberlakukan PPKM Darurat.

Ibu Dyah rajin mengirim atau menge-drop pesanan sendiri ke berbagai toko atau warung di sekitaran Magelang. Namun, dikarenakan pemberlakukan kebijakan pemerintah tersebut, maka dia hanya melayani permintaan secara online saja.

Menarik, produk kuliner Siomay JHON RENO justru mengalami banyak permintaan. Tentu, bukan hanya rasa yang memberikan kepuasan pelanggan. Namun, proses pelayanan yang memberikan pelanggan senang dan mau memesannya kembali.

Apalagi, kemasan produk kuliner tersebut dikemas secara menarik. Maka, banyak pelanggan yang ingin memesannya, saat melihat postingan produk di media sosial.  

Kini, pemilik usaha dengan merek JHON RENO tersebut sangat menikmati pekerjaan barunya. Sebagai pebisnis online baru di masa pandemi, yang mampu mendatangkan cuan maskimal. Tentu, bisa mendatangkan keuntungan ganda.

Bukan hanya gaji yang mereka peroleh dari pekerjaan tetapnya. Namun, tambahan penghasilan dari bisnis sampingannya tersebut bisa membuatnya tersenyum lebar.  

Cerita nyata tentang proses bisnis saat pandemi tersebut, bisa menjadi inspirasi banyak orang. Di saat orang lain banyak mengeluh dan menerima keadaan. Tetapi, pasutri tersebut justru mengambil peluang menarik, untuk mendapatkan cuan maksimal saat pandemi. Merek bisnis JHON RENO menjadi sebuah oase sumber penghasilan baru, yang mampu mendatangkan cuan.
KREATIF
 
Saya ingat sekali tentang kalimat menarik yang diucapkan oleh mantan Wali Kota Denpasar I.B. Dharmawijaya Mantra adalam sebuah acara di Kota Denpasar. Beliau menyatakan bahwa “Orang Kreatif Tidak Akan Merasa Kekurangan”. Maka, jika kita merasa orang “kere” (tidak mempunyai sumber penghasilan), maka kita seharusnya menjadi orang yang “KereAktif”.
         
Mengapa? Karena, orang kreatif adalah orang yang selalu jeli membaca. Bahwa, di balik kesempitan selalu ada kesempatan.

Sosok pasutri Dyah Catur Puji Lestari dan Feri Kristianto telah membuktikannya. Mereka menjadi orang yang kreatif, dengan mengusung merek usaha bernama JHON RENO. Semoga menjadi inspirasi buat banyak orang. Dan, sukses selalu dan menangguk cuan maksimal di masa pandemi ini.

#BisnisMuda #YangMudaYangCuan #YoungCompetitionBisnisMudaID