Cuan dari Bisnis Rice Bowl, Bertahan di Kala Pandemi

Ruseel Rice Bowl, enak dan praktis, bisa dimakan di mana saja. (Dok. pribadi)

Ruseel Rice Bowl, enak dan praktis, bisa dimakan di mana saja. (Dok. pribadi)

Like

Memasuki pertengahan tahun 2021 ini, merupakan tahun yang berat bagi pengusaha dan pedagang. Menurut data yang ditulis di salah satu artikel Bisnis Muda, PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) menyebutkan sekitar 37.834 restoran di Jawa-Bali dinyatakan gulung tikar dan bangkrut akibat pembatasan Covid-19 ini.

Meski demikian, tak sedikit pebisnis kuliner yang masih bertahan di tengah gempuran pembatasan sosial yang tengah dijalankan pemerintah. Salah satu yang bisnis UMKM kuliner yang bertahan menghadapi pandemi ini adalah Russel Fat Bowl yang ada di kota kecil, Ambarawa, Kabupaten Semarang.

 

Awal buka menggunakan gerobak, saat ini menggunakan container. (Dok.Pribadi)

Awal buka menggunakan gerobak, saat ini menggunakan container. (Dok.Pribadi)

 

Usaha Minim Modal

Ide membuka Russel Fat Bowl bermula dari saudara kembar, Ignatius Gideon (24) dan Damianus Joshua (24) selesai kontrak kerja di restoran bagian kitchen pada tahun 2018. Gideon di Salatiga, dan Joshua dari Bali.

Dari situ, mereka berkomitmen untuk mencoba peruntungan dengan membuka usaha kuliner. “Kebetulan saya ada background sekolah di SMK Tata Boga dan Joshua juga sudah pernah kursus masak,” ujar Gideon.  

Kebetulan, pada tahun itu chicken rice bowl sedang hype di kalangan anak muda Jakarta, dari situlah mereka mencoba mengenalkan menu kuliner chicken rice bowl mereka di Ambarawa.


Mengapa rice bowl? Karena menurut mereka, Chicken Rice Bowl adalah makanan simple, comfort food dan pembuatannya relatif cepat. “Dengan memakai Paper Bowl yang sangat praktis, membuat para customer bebas untuk makan dimanapun sesuai keinginan mereka, sesuai dengan tagline kita #eatanywhere.” ungkap Gideon.

“Setelah berdiskusi, mencoba berbagai resep dan sampai kita percaya dengan kualitas rasa produk yang akan kita jual, akhirnya kita berani membuka outlet pada 20 April 2018 dengan modal sekitar Rp. 7.500.000,” ungkap Joshua.Karena minim modal, mereka mulai berjualan dengan gerobak dan sewa tempat di sekitar Alun-Alun Ambarawa.

Awal jualan dan membuka outlet, hal yang paling sulit adalah mengenalkan produk kepada pasar, “Mengedukasi apa itu Chicken Rice Bowl? karena banyak yang belum tahu, pelan-pelan pasar mulai mencoba 1-2 produk kami, dan mereka menyukainya,” ungkap Gideon. Hal yang menyenangkan tentu saja bagi mereka, saat mengetahui produk mereka makin dikenal dan mendapat respon yang bagus oleh masyarakat Ambarawa dan sekitarnya. “Bisa dibilang, produk kami pioneer di Ambarawa dan hingga sekarang kami masih bisa bertahan,” ujar Gideon, senang.

 

Rice Bowl sambal matah yang jadi best seller. (Dok.Pribadi)

Rice Bowl sambal matah yang jadi best seller. (Dok.Pribadi)

 

Target Market Anak Muda

Menggunakan nama Russel Fat Bowl sebagai merek usahanya, Gideon mengaku sebenarnya tidak ada arti khusus. Mereka terinspirasi dari tokoh anak pramuka chubby yang selalu happy di film kartun berjudul UP.

“Dengan nama yang sama, Russel, dari situ kita berharap siapapun yang membeli produk kami bukan hanya kenyang dan puas dengan rasanya tetapi juga happy setelahnya. Kami punya keyakinan makanan enak membawa mood menjadi riang,” ungkap Joshua.

Bicara mengenai bisnis, tak lepas dari target market bidang usaha tersebut. Joshua mengaku, target premier dari produk mereka adalah para pekerja terutama, first jobber dan mahasiswa. Sedangkan target sekunder kita mengarah ke warga lokal dan pelajar SMA dan SMP.

“Hal ini bisa dilihat dari harga rice bowl yang masih terjangkau, antara 13.000-20.000 saja dengan isi yang worth it,” ujar Joshua. Meski targetnya anak muda, namun pembelinya juga banyak ibu-ibu dan bapak-bapak. “Kami senang produk kami disukai banyak kalangan,” ujar Joshua.

Satu hal yang membuat bisnisnya tetap berjalan adalah rasa rice bowlnya yang lezat. “Kami bikinnya selalu fresh, bahan-bahan yang gunakan alami dan selalu baru. Bumbu racikan kita sendiri yang buat dan kita control agar kualitas rasa tetap terjaga,” ungkap Gideon.  

Hal inilah yang membuat costumer melakukan repeat order. Bahkan, tak jarang ia mendapatkan pesanan puluhan bowl, untuk berbagai acara. “Keunikan produk kita adalah pilihan varian saus dan sambal sangat banyak. Produk best seller kita adalah Rice Bowl Sambal Matah dan Salted Egg sauce. Sambal dan saus kita otentik karena kami memakai resep yang terbaik,” ujar Joshua. 

 

Tahun ini ingin membuka cabang dan franchise dan memperkerjakan karyawan. (Dok.Pribadi)

Tahun ini ingin membuka cabang dan franchise dan memperkerjakan karyawan. (Dok.Pribadi)

 

Strategi di Kala Pandemi

Gempuran pandemi ini menbuat penjualan merosot tajam juga dirasakan oleh kedua penjual ini. “Penjualan pasti terdampak, apalagi waktu awal PSBB, sangat sepi pembeli, semua orang takut keluar rumah,” ujar Joshua.

Akan tetapi, lama kelamaan sudah hampir mulai normal kembali.  Menurutnya, saat PPKM bulan Juli ini dampaknya juga terasa, terutama saat weekend, persentase penjualan weekend belum kembali normal seperti dulu. “Tapi tidak apa-apa, kami jalani saja, banyak sedikit tetap harus bersyukur,” ungkap Joshua.

Mereka membeberkan strategi bertahan saat masa pandemi ini. “Kita beri promo di penjualan online karena banyak costumer yang WFH dan takut keluar rumah”, ungkap Joshua. Mereka berharap dengan banyak promo, akan mendongkrak jumlah penjualan meskipun untung sedikit namun operasional tetap berjalan. 

Mereka juga mengeluarkan banyak pilihan menu baru agar customer tidak bosan dengan menu yang sudah ada. Mereka mengeluarkan dua menu baru, khas kuliner Indonesia seperti dari Ayam Woku dan Ayam Geprek. Customer sangat antusias, karena mereka senang makanan Indonesia yang kaya rempah.

“Untuk ayam geprek bahkan sold out dalam beberapa jam saja, karena terlalu banyak pesanan offline, kami sempat membatasi pembelian online,” ujar Gideon.

Saat ini, bisnis yang dijalankan dua anak muda ini dapat meraih omzet sekitar Rp 20 juta per bulan, dengan menjual rata-rata 50 bowl/hari. “Kedepannya, semoga kita bisa membuka outlet di beberapa daerah dan juga semoga kita bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.”

Saat ini, Russel akan terus mencoba untuk mengembangkan usahanya, “Doakan di bulan Agustus nanti, kita akan buka 1 outlet di Salatiga. Dan bila ini berjalan sesuai harapan kita, recana kita akan buka slot untuk franchise,” ungkap Gideon.

 #youngcompetitionbisnismudaid #bisnismuda #yangmudayangcuan