Resmi Melantai di Bursa, Ini Fun Fact Saham Bukalapak (BUKA)

Fun Fact Illustration Web Bisnis Muda - Image: Wikimedia

Fun Fact Illustration Web Bisnis Muda - Image: Wikimedia

Like

Akhirnya, Bukalapak resmi melantai di bursa pada Jumat (6/8) lalu. Seiring dengan kehadirannya di Bursa Efek Indonesia, apa saja fun fact seputar saham dengan kode BUKA itu?

Kehadiran Bukalapak mungkin jadi yang cukup ditunggu-tunggu nih sama sejumlah pelaku bursa saham tanah air. Soalnya, PT Bukalapak.com Tbk. merupakan startup unicorn pertama yang melantai di bursa saham dalam negeri nih.

Nah, ini sejumlah fakta menarik soal saham Bukalapak (BUKA) yang perlu kamu ketahui nih, Be-emers.

Baca Juga: Menilik Kolaborasi Emtek (EMTK) dengan Bukalapak dan Grab
 

BUKA Langsung ARA di Perdagangan Pertamanya

Di perdagangan pertamanya, laju saham BUKA langsung meroket banget, Be-emers! Bahkan, saking melesatnya, saham BUKA sempat kena Auto Reject Atas (ARA) nih.

Harga IPO BUKA yakni sebesar Rp850. Namun, di hari perdananya di bursa, saham Bukalapak mampu melesat hingga akhir perdagangan, dengan naik 24,71 persen di level Rp1.060!


Bahkan, berdasarkan data BEI, di hari itu kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp109,25 triliun lho, Be-emers. Adapun, hingga sesi pertama perdagangan Senin (9/8), saham BUKA masih melesat hingga 25 persen ke level Rp1.325 dan mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp136,56 triliun.
 

Pemegang Saham Existing Enggak Bisa Jual BUKA

Buat kamu yang baru saja mengoleksi saham Bukalapak (BUKA), kamu harus tahu nih kalau pemegang saham existing enggak bisa menjual saham BUKA untuk waktu tertentu.

Dari aturan yang tertera di POJK No.25 tahun 2017, disebutkan bahwa semua pihak yang memiliki saham perseroan dengan harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana dalam jangka waktu 6 bulan sebelum penyampaian pendaftaran ke OJK, maka dia dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh saham tersebut sama 8 bulan kedepan!

Baca Juga: Tercatat Masih Rugi, Saham Bukalapak Cocok Enggak Sih untuk Investasi?
 

BUKA Oversubscribed, Jatah Investor Ritel Ditambah

Dilansir Bisnis, gara-gara saham BUKA mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) saat bookbuilding, akhirnya jatah investor ritel pun ditambah nih, Be-emers.

Jadi, awalnya BUKA mengalokasi jatah investor ritel saat pooling allotment yakni sebesar 2,5 persen. Nah, karena oversubscribed, porsi tersebut pun kemudian ditambah jadi 5 persen.

Dengan begitu, nilai saham yang dialokasi juga meningkat. Dari yang tadinya sebesar Rp547 miliar, kemudian menjadi Rp1,1 triliun.
 

Saham Bukalapak Diburu Generasi 90an

Berdasarkan informasi PT Mandiri Sekuritas, yang dikutip Bisnis.com, ternyata pembeli mayoritas saham Bukalapak (BUKA) merupakan generasi yang lahir di tahun 90an lho!

Nasabah Mandiri Sekuritas yang antre untuk beli saham BUKA merupakan orang-orang yang lahir di era 90an dan setelahnya. Pun, generasi 90an tersebut telah mendominasi 70 persen dari total pemesan saham IPO BUKA di Mandiri Sekuritas lho.


Nah, kalau kamu termasuk yang mengoleksi saham Bukalapak (BUKA) juga enggak nih?