Bukan Bearish dan Bullish, Apa itu Kangaroo Pattern dalam Istilah Bursa?

Kangaroo Illustration - Canva

Kangaroo Illustration - Canva

Like

Dalam bursa, ternyata bukan cuma ada istilah Bearish dan Bullish doang lho! Akhir-akhir ini, hits banget istilah pergerakan bursa yang dikenal sebagai Kangaroo Tail Pattern atau pola pergerakan ekor kangguru.

Sebenarnya, apa sih Kangaroo Tail Pattern itu?

Selama ini, kita mengenal ada dua istilah pergerakan dalam bursa: bearish dan bullishBearish menunjukkan pergerakan bursa yang sedang terjun atau turun ke zona merah.

Sedangkan Bullish, merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan pergerakan postif bursa alias kenaikan harga di zona hijau. Namun, ternyata masih ada istilah lagi dalam bursa, yakni Kangaroo Tail Pattern.
 

 

"Introducing the Kangaroo Pattern!" - Crypto Whale via Twitter @CryptoWhale

"Introducing the Kangaroo Pattern!" - Crypto Whale via Twitter @CryptoWhale

 


Menurut Colin Nicholson, dilansir dari bwts.com.au, Kangaroo Tail Pattern merupakan sebuah pergerakan harga yang cepat banget dan tajam. Bisa pergerakannya ke atas atau ke bawah.


Pertama kali dikenalkan oleh Dr Alexander Elder, seorang penulis buku finansial terkenal, pergerakan Kangaroo Tail Pattern ini dapat dilihat dari bentuk grafik harian atau mingguan suatu bursa.

Misalnya, kayak pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang minggu keempat Juni 2020 ini yang naik-turun. Hal ini bisa dikatakan sebagai fase Kangaroo Tail Pattern nih!

Soal seberapa signifikan suatu bursa dapat diklasifikasi sebagai Kangaroo Tail Pattern, menurut Colin, hal itu enggak bisa diukur secara objektif. Hal itu benar-benar baru bisa terlihat ketika grafiknya mencapai tingkat harga yang tinggi atau rendah.

Jadi, belum bisa dipastikan juga nih, kamu mesti senang atau sedih kalau pergerakan bursa lagi di fase Kangaroo Tail Pattern. Waduh, bikin deg-degan juga ya?

Namun, Colin menjelaskan kalau satu fitur penting dari Kangaroo Tail Pattern ini adalah bahwa harga penutupannya bakal menuju ke arah yang berlawanan dari pergerakan “ekor”-nya. Dengan kata lain nih, pasar enggak bakal mampu mempertahankan harga di tingkat yang paling ekstrem.
 

Kok kanguru sih? Kenapa enggak kelinci?

Sang penulis buku Trading for a Living itu awalnya punya istilah lain buat pergerakan pasar yang naik-turun. Namun, hal itu berubah ketika akhirnya Elder ketemu sama seorang penerjemah asal Rusia yang menyarankan istilah “Ekor Kanguru” atau Kangaroo Tail Pattern.

Kanguru bergerak dengan cara melompat-lompat tinggi dan enggak bisa diprediksi kemana arahnya. Nah, hal ini dinilai pas banget menggambarkan keadaan bursa yang naik-turun.

Enggak cuma itu, lompatan kanguru juga selalu menjauh dari ekornya lho! Namun katanya sih, kalau kamu tahu ke arah mana ekornya bergerak, kamu juga bakal tahu ke arah mana dia bergerak.

Nah, hal ini beda banget kan sama kelinci. Meskipun sama-sama bisa lompat, gerakan kelinci enggak sama tingginya kayak kangguru. Lagi pula, gerakan lompatan kelinci justru jadi istilah lompatan dalam olahraga skater.

Lihat juga yuk infografis soal Kangaroo Pattern ini di Instagram Bisnis Muda @bisnis.muda.id