Bursa Efek Indonesia - Bisnis.com
Likes
Selama tahun ini hingga awal September, reksa dana pasar uang yang tergambar dalam Infovesta Money Market Fund Index mencatat kinerja paling unggul mencapai 2,36 persen.
Indeks tersebut disusun oleh PT Infovesta Utama sebagai indikator melihat perkembangan kinerja reksa dana di Indonesia. Perhitungan indeks menggunakan konsep equal weighted/rata-rata biasa, artinya seluruh reksa dana mendapat bobot yang sama.
Di belakang reksa dana pasar uang ada reksa dana pendapatan tetap (Infovesta Fixed Income Fund Index) dengan kinerja 1,74 persen. Adapun reksa dana pendapatan tetap syariah memberikan return 1,84 persen.
Di sisi lain reksa dana campuran (Infovesta Balanced Fund Index) mulai positif dengan kinerja year to date (ytd) sebesar 0,71 persen.
Sayangnya, reksa dana saham yang tergambarkan dalam Infovesta Equity Fund Index masih mencetak kinerja negatif, yaitu -3,52 persen.
Buruknya kinerja reksa dana saham ini sejalan dengan situasi pasar saham Indonesia, utamanya saham-saham big caps yang tergabung dalam Indeks LQ45. Secara ytd, indeks LQ45 mencetak kinerja -6,52%.
Nah, walaupun secara rerata kinerjanya negatif, namun sejumlah reksa dana berbasis saham berhasil mencetak kinerja yang luar biasa loh.
Contoh nih, Reksa Dana Treasure Saham Mantap memberikan imbal hasil investasi mencapai 83,86 persen dalam 8 bulan terakhir.
Dari reksa dana campuran, jawaranya masih dipegang oleh Jarvis Balanced Fund dengan tingkat return 61,67 persen ytd.
Kinerja Reksa Dana
Daftar Reksa Dana Jawara
Berikut adalah daftar 5 reksa dana dengan kinerja paling unggul selama tahun ini untuk masing-masing jenis. Data bersumber dari PT Infovesta Utama.Reksa Dana Saham | Kinerja ytd per 3 September 2021 |
Reksa Dana Treasure Saham Mantap | 83,86% |
Pacific Saham Syariah III | 57,06% |
Manulife Institutional Equity Fund | 46,19% |
Pacific Saham Syariah | 40,71% |
Pacific Saham Syariah II | 32,69% |
Reksa Dana Campuran | Kinerja ytd per 3 September 2021 |
Jarvis Balanced Fund | 61,67% |
Capital Sharia Balanced | 49,65% |
Jasa Capital Campuran Dinamis | 34,74% |
Syailendra Balance Opportunity Fund | 26,11% |
Sucorinvest Sharia Balanced Fund | 16,40% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | Kinerja ytd per 3 September 2021 |
Batavia Obligasi Bertumbuh 2 | 6,64% |
Sucorinvest Stable Fund | 6,44% |
Panin Dana Obligasi Bersama Dua | 6,41% |
Mega Dana Pendapatan Tetap | 6,33% |
Si Dana Obligasi Maxima | 6,32% |
Reksa Dana Pasar Uang | Kinerja ytd per 3 September 2021 |
Bahana Revolving Fund | 16,12% |
Bahana Liquid Priority Fund | 15,64% |
Insight Money | 3,82% |
Sucorinvest Money Market Fund | 3,59% |
Danamas Rupiah Plus | 3,56% |
Karyawati beraktivitas di sekitar logo PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Bisnis - Arief Hermawan P
Pertumbuhan Dana Kelolaan
Di sisi lain, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah dana kelolaan reksa dana per 31 Agustus 2021 mencapai Rp542,54 triliun, atau naik dari posisi Juli 2021 sebesar Rp538,47 triliun.
Di tengah pertumbuhan tersebut, reksa dana dana saham mampu mencatatkan kinerja yang sejalan dengan industri. Tercatat, dana kelolaan reksa dana saham sebesar Rp127,52 triliun, tumbuh dari posisi akhir Juli 2021 sebanyak Rp121 triliun.
Jumlah dana kelolaan reksa dana saham mengalami kenaikan 3,17 persen bila dibandingkan dengan posisi pada Januari 2021 sebesar Rp123,59 triliun. Dana kelolaan reksa dana saham pada Agustus 2021 juga merupakan yang tertinggi sepanjang 2021.
Dikutip dari Bisnis.com, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memaparkan, perbaikan kinerja reksa dana saham terjadi seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang mulai membaik. Hal tersebut terlihat dari mulai menurunnya penambahan kasus positif harian selama beberapa pekan terakhir.
Sentimen tersebut berimbas pada mulai dilonggarkannya pembatasan mobilitas masyarakat. Hal ini membuat pelaku pasar optimistis dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat.
“Dengan menguatnya indeks acuan, maka reksa dana saham ikut terkerek oleh sentimen ini,” kata Wawan.
Menurutnya, reksa dana saham masih berpotensi membaik dari sisi kinerja dengan asumsi proses vaksinasi menjangkau seluruh penduduk Indonesia, maka gelombang virus corona berikutnya tidak akan mengalami kenaikan yang signifikan.
Seiring dengan hal tersebut, Wawan memprediksi IHSG masih berpotensi naik ke kisaran 6.500 – 6.600 hingga akhir tahun ini. Beberapa sentimen lain yang dinanti pelaku pasar adalah penurunan suku bunga, dan isu tapering di AS.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.