Xendit: Startup Layanan Pembayaran B2B yang Jadi Unicorn Pertama di Indonesia

Xendit Illustration Web Bisnis Muda - Image: Techcrunch

Xendit Illustration Web Bisnis Muda - Image: Techcrunch

Like

Setelah startup J&T dan OnlinePajak menyandang predikat unicorn, kini ada kabar baik seputar startup lokal yang menyusul predikat unicorn yaitu Xendit.

Seperti diketahui, Xendit merupakan startup financial technology (fintech) yang bergerak dan memiliki fokus pada layanan pembayaran business-to-business (B2B) yang mulai didirikan pada tahun 2015.

Melansir dari Techcrunch, Xendit resmi menjadi startup yang memperoleh predikat unicorn seusai mendapatkan suntikan dana sebesar US$150 juta atau terhitung sekitar Rp2,1 triliun dari Tiger Global Management, Accel, Amasia dan Justin Kan's Goat Capital.

Suntikan dana tersebut menorehkan valuasi Xendit menjadi US$1 miliar atau terhitung sekitar Rp14,2 triliun.

Berita tersebut semakin diperkuat lagi lewat unggahan foto lewat akun Instagram resmi Xendit yang menjelaskan bahwa Xendit secara resmi menjadi startup pembayaran B2B pertama yang memperoleh status unicorn di Indonesia.


Namun, sebelum lebih jauh lagi membahas perihal Xendit, mungkin alangkah lebih baiknya Be-emers harus mengetahui ringkasan serta kilasan sepak terjang hingga rencana kedepannya dari perusahaan Xendit ini!
 

Profil dan Rencana Jangka Panjang Xendit

Menghimpun dari Asumsi, Xendit merupakan sebuah perusahaan startup financial technology (fintech) yang memiliki fokus pada layanan pembayaran business-to-business (B2B) asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2015 oleh Moses Lo dan Tessa Wijaya.

Xendit kini meraup pasar dengan cakupan Asia Tenggara.

Xendit sendiri mampu terintegrasi keberbagai macam aktivitas bisnis mulai dari penerimaan pembayaran, sistem pengelolaan invoice, pengiriman dana, pengiriman beberapa transaksi dalam satu perintah hingga proses Know Your Costumers (KYC) secara otomatis.

Kinerja serta performa dari Xendit pun terbilang terus beranjak dengan cepat selarasnya penggunaan pembayaran digital di Asia Tenggara yang sangat terfragmentasi sehingga menimbulkan sinergi yang membuat Xendit mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan total volume pembayaran lebih dari 200 persen.

Selaras dengan hal itu, tak heran mampu mencatatkan Xendit kepada predikat unicorn. Menghimpun dari CNN, lewat Tessa Wijaya selaku Co – Founder serta Direktur Operasional menjelaskan bahwa masih banyak movement selanjutnya setelah Xendit memperoleh predikat unicorn.

Salah satunya ialah movement yang telah dilakukan Xendit yang menyinergikan serta mendukung UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia.

Tercatat, terhitung pada tahun ini sekurangnya sudah terdapat 10.000 UMKM yang ikut berpartisipasi menggunakan platform Xendit ini.

Selain itu, movement selanjutnya yang ingin sekali dilakukan oleh Xendit ialah melakukan ekspansi ke negara – negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Vietnam setelah Xendit ini telah meraup pasar yang cukup besar di Filipina setelah melakukan investasi strategis dengan platform pembayaran online Dragonpay.