Facebook Dibayangi Kasus Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva
Likes
Siapa yang suka main Facebook? Sayangnya, beberapa waktu belakangan, Facebook Inc. diketahui tengah dibayangi berbagai macam kasus nih, Be-emers.
Dilansir dari data Statista, Facebook Inc. berhasil memimpin pasar dan menjadi media sosial nomor satu di dunia sepanjang tahun 2021 lho. Bahkan, Statista mencatat, Facebook adalah platform media sosial pertama yang melampaui satu miliar akun terdaftar dan saat ini memiliki lebih dari 2,85 miliar pengguna aktif bulanan.
Facebook Inc. yang didirikan Mark Zuckerberg sejak tahun 2004 itu juga punya empat platform media sosial terbesar, seperti Whatsapp dan Instagram, yang masing-masing punya lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan.
Enggak berhenti sampai di situ, pada akhir Juni 2021 lalu, Facebook juga berhasil mencetak rekor dengan meraih valuasi US$1 triliun! Dilansir The Verge, pada penutupan bursa 28 Juni 2021, Facebook Inc. resmi bergabung dengan jajaran perusahaan bervaluasi lebih dari satu triliun dollar AS dan satu-satunya perusahaan yang didirikan di era 2000-an!
Baca Juga: Sempat Hadapi Tekanan Anti-Monopoli, Valuasi Facebook Kini Capai US$1 Triliun!
Namun, di tengah popularitas dan kinerja cemerlangnya, Facebook rupanya harus menghadapi sejumlah kasus nih, Be-emers. Bahkan, Wall Street Journal menyoroti indakan di balik layar Facebook dalam jurnal “Facebook Files” lho.
Program Internal Facebook (Program XCheck)
Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, terdapat program internal Facebook yang diberi istilah "cross check" atau "XCheck,” Jadi, dalam program tersebut, diketahui high-profile Facebook users alias pengguna elit Facebook dibebaskan dari beberapa atau semua aturan platform!Awalnya, program tersebut dimaksudkan untuk pengguna seperti selebriti, politisi dan jurnalis -yang mana memungkinkan pengguna ini untuk menghindari moderasi.
Namun, laporan menunjukkan mereka yang dilindungi adalah "daftar putih", alias yang enggak tunduk pada tindakan penegakan hukum dari Facebook, atau diizinkan untuk memposting konten yang melanggar aturan sambil menunggu peninjauan berikutnya oleh karyawan Facebook.
Bahkan, program tersebut dilaporkan telah melindungi setidaknya 5,8 juta orang pada tahun 2020, termasuk mantan Presiden Donald Trump, Donald Trump Jr., Senator Elizabeth Warren dan Candace Owens. Parahnya, program tersebut juga membiarkan adanya informasi yang salah, pelecehan, seruan kekerasan dan pornografi, hingga perilaku balas dendam.
Facebook Dibayangi Kasus Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva
Algoritma News Feed Facebook
Beberapa waktu lalu, tepatnya di tahun 2018, Facebook Inc. diketahui telah merombak algoritma News Feed untuk mempromosikan "interaksi sosial yang bermakna." Sayangnya, hal itu malah menghasilkan sistem yang memperkuat konten yang memecah belah banyak pihak di platform tersebut.Soalnya, dikutip Times, staf Facebook sendiri dilaporkan memperingatkan bahwa bobot algoritma materi yang dibagikan ulang mendorong polarisasi. Selain itu, adanya konten palsu (hoax) memicu kemarahan dan komentar kurang menyenangkan.
Anehnya, Zuckerberg juga dilaporkan menolak beberapa perbaikan yang diusulkan untuk masalah ini. WSJ mencatat, Vice President of Engineering Facebook Lars Backstrom mengatakan bahwa algoritma apa pun dapat mempromosikan konten berbahaya dan Facebook sendiri punya "tim integritas" yang bekerja untuk mengurangi masalah tersebut.
Selain itu, anak usaha Facebook, yakni Instagram, diisukan telah mengganggu kesehatan mental remaja. WSJ pun melaporkan bahwa ternyata selama ini Facebook telah mengetahuinya selama bertahun-tahun!
Adapun, Facebook Inc. juga diketahui harus menghadapi tekanan dari sejumlah negara terkait pelanggaran anti-monopoli, hingga berseteru dengan Apple terkait kebijakan iklan.
Baca Juga: Sempat Bersitegang dengan Apple, Gimana Prospek Bisnis Iklan Facebook?
Gimana menurut kamu, Be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.