Dikabarkan Krisis, Ini Profil Evergrande Group dan Kilasan Sepak Terjangnya

Evergrande Group Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Evergrande Group Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Mungkin hari ini perhatian para investor di penjuruh dunia sedang tertuju kepada pemberitaan terkait krisis yang sedang dialami oleh Evergrande Group.

Tak heran, hampir seluruh portal pemberitaan -terkhusus yang memiliki concern seputar finance dan bisnis- memberitakan krisis Evergrande Group. Raksasa properti asal China itu kini tengah terlilit utang yang begitu banyak.

Hebohnya krisis Evergrande ini karena dirasa mampu mempengaruhi ekonomi global serta dapat memicu layaknya krisis yang dirasakan oleh Lehman Brothers kala itu.

Melansir dari Bisnis, jumlah dari utang, tagihan, pinjaman hingga pembayaran obligasi yang harus dipenuhi oleh Evergrande Group tidak main-main jumlahnya. Diketahui, Evergrande Group harus memenuhi keseluruhan utangnya sekitar US$300 miliar atau Rp4.290 triliun.

Mattie Bekink, selaku Director of Economic Intellegence Unit Evergrande, menjelaskan bahwa salah satu indikator dari krisis yang dihadapi oleh Evergrande Group ini ialah telah menyimpangnya inti bisnis dari Evergrande Group ini sendiri karena telah melebarkan sayap bisnis selain properti.


Lalu, menghimpun dari Kompas, analisis yang dilakukan oleh Goldman Sachs menjelaskan bahwa indikator lainnya ialah faktor internal atau struktur perusahaan serta proses komunikasi yang tidak begitu lancar terhadap aset keseluruhan dari Evergrande Group.

Berikut kilasan terkait pemberitaan seputar krisis yang sedang dihadapi oleh Evergrande Group. Namun, sebelum lebih jauh lagi, alangkah baiknya Be-emers mengetahui kilasan profil perusahaan Evergrande Group serta sedikit sepak terjangnya!

Baca Juga: Pemerintah China Berencana Memecah Alipay Milik Perusahaan Jack Ma
 

Profil Evergrande Group dan Kilasan Sepak Terjangnya

Meringkas dari South China Morning Post, diketahui Evergrande Group atau Evergrande Real Estate Group sendiri merupakan sebuah perusahaan sekaligus pengembang pada bidang properti nomor dua terbesar di China.

Mengutip dari Bloomberg, Evergrande Group memiliki sekurangnya lebih dari 1.300 proyek pembangunan yang tersebar di 280 kota China dan memperkerjakan sekitar 200.000 pekerja.

Evergrande Group sendiri semula bernama Hengda Group yang didirikan oleh Xu Jiayin atau Hui Ka Yan pada tahun 1996 di kota Guangzhou, Tiongkok.

Melalui Xu Yiajin, diketahui Evergrande Group masuk kedalam The Largest Group in The World pada posisi ke-122 yang berhasil dihimpun oleh Fortune Global 500 pada tahun 2021.

Dengan kesuksesan yang diraih oleh Evergrande Group ini juga, selaras mengantarkan pria kelahiran 9 Oktober 1958 sekaligus pendiri dari Evergrande Group menjadi orang terkaya di dunia pada urutan 253 di dunia dengan total kekayaan bersih yang berhasil dihimpun oleh Bloomberg Billionaires Index senilai $9.82 miliar atau sekitar Rp128 triliun pada tahun 2021.

Selain itu, Xu Yiajin juga menjadi orang ketiga terkaya di China yang berhasil dihimpun oleh Forbes pada tahun 2020.

Kendati demikian, seperti diketahui bahwa salah satu indikator dari krisis yang dihadapi oleh Evergrande ini karena menyimpangnya inti bisnis dari Evergrande Group diluar properti.

Terbukti dari Evergrande Group ternyata juga melebarkan sayap pada dunia otomotif dengan membangun Evergrande New Energy Auto. Selain itu, Evergrande Group juga melebarkan sayap di dunia produksi internet atau media dengan membangun HengTen Networks.

Bahkan, Evergrande Group juga membangun taman hiburan bernama Evergrande Fairyland, membuat klub sepakbola bernama Guangzhou Evergrande hingga mendirikan perusahaan air mineral bernama Evergrande Spring.

Baca Juga: Meski Masih Catatkan Rugi, Garuda Indonesia (GIAA) Gagal Pailit