Batu Bara Akan Tetap Jadi Sumber Energi Masa Depan, Apa Alasannya?

Batu Bara Akan Tetap Jadi Sumber Energi Masa Depan, Apa Alasannya? Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Batu Bara Akan Tetap Jadi Sumber Energi Masa Depan, Apa Alasannya? Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Dengan maraknya upaya penekanan emisi karbon, Suryo Eko Hadianto selaku Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. meminta agar pemanfaatan batu bara tetap dilakukan seefisien mungkin dan tetap digunakan di masa depan.

Batu bara selama ini telah menjadi bahan baku utama penggunaan energi listrik di Indonesia lewat PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Bahkan, komoditas tersebut banyak berkontribusi lho, Be-emers, yaitu sebesar 38 persen dari total seluruh energi di Tanah Air!

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pembakaran batu bara dapat diproses lebih baik sehingga bisa meminimalisasi emisi, bahkan hingga zero emission. Di masa depan, teknologi tersebut diprediksi semakin murah.

Menurut Eko, walaupun isu climate change atau perubahan iklim dan emisi karbon di bumi sedang menjadi perhatian banyak orang, pemanfaatan batu bara tidak perlu menjadi korban dari isu tersebut.

Pasalnya, kini pemerintah sedang menyusun planning dalam bentuk roadmap untuk optimalisasi PLTU sehingga bisa dikembangkan dengan cara lebih ramah lingkungan.


Dengan harganya yang murah, Eko yakin bahwa dunia akan selalu menggunakan batu bara. Contohnya telah dilakukan oleh negara-negara lain, yaitu Inggris, Kanaa, hingga Jerman yang kembali menggunakan batu bara sebagai bahan baku energi listriknya.

Eko merasa bahwa jika pemanfaatan batu bara tidak dioptimalkan kembali, maka akan ada efek domino yang ditimbulkan. Salah satu efeknya akan dirasa pada aspek penerimaan non pajak. Batu bara telah menjadi salah satu penyumbang penerimaan terbesar selama ini melalui ekspornya.

Selain itu, walaupun masih disubsidi, PLTU sangat berkontribusi pada rendahnya biaya listrik masyarakat. Sehingga, walaupun sebagai upaya penurunan emisi karbon, menyingkirkan keberadaan PLTU dianggap bukan cara yang tepat.

Menggantikan posisi batu bara dengan energi baru terbarukan atau EBT secara masif dianggap dapat meningkatkan tarif listrik, Be-emers. Bila tarif di masyarakat tidak dapat dinaikkan, maka dengan adanya perubahan tersebut, subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan kian membesar.

Menurutmu, apakah penggantian batu bara dengan EBT merupakan keputusan yang tepat? Berikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah, ya!