Bank Digital Illustration Web Bisnis Muda - Canva
Likes
Mengutip pernyataan Bank Indonesia (BI), struktur perbankan Indonesia berpotensi untuk berubah dengan menjamurnya bank digital di Tanah Air nih, Be-emers.
Scalability dari perbankan memiliki potensi untuk berkembang dengan mengandalkan model bisnis berbasis konektivitas tanpa harus menambah jumlah jaringan kantor cabang fisik, yang sejalan dengan misi bank digital.
Menurut Kajian Stabilitas Keuangan No.37 yang diluncurkan Bank Indonesia kemarin (05/10), kemampuan scalability yang dimiliki bank digital berpotensi besar dalam mengubah struktur perbankan dalam negeri.
Potensi tersebut juga didukung tinggi pangsa kapitalisasi pasar yang dimiliki oleh sejumlah bank BUKU II yang sedang atau telah melakukan transformasi ke bank digital.
Baca Juga: Bos BCA Sebut Hanya Akan Ada 3 Bank Digital Besar dalam 10 Tahun ke Depan!
Masyarakat Indonesia yang sebagian besar sudah mendapatkan akses handphone atau mobile phone menjadi salah satu potensi perkembangan layanan bank digital.
Sebanyak 50 persen dari total populasi di Indonesia atau sejumlah 139 juta jiwa merupakan pengguna internet aktif. Angka tersebut sama dengan 2 persen pengguna internet di dunia lho, Be-emers!
BI menyebutkan bahwa kondisi tersebut menjadikan masyarakat indonesia sebagai target pasar potensial untuk perkembangan perbankan digital.
Peluncuran platform Jenius oleh BTPN sebagai bank digital pada tahun 2016 menjadi jalan pembuka bagi bank digital untuk masuk ke dalam ekosistem keuangan Indonesia.
Baca Juga: Benarkah Amazon Incar Bank Digital Indonesia?
Di tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2017, sejumlah bank lainnya juga mengikuti jejak BPTN. Bank-bank tersebut di antaranya adalah DBS yang melahirkan Digibank, Bukopin yang membentuk Wokee, PermataMobileX oleh Bank Permata, dan lain-lain.
Pada tahun 2020 hingga 2021, kini perkembangan bank digital di Tanah Air semakin terasa pesat. Beberapa perusahaan startup teknologi juga melakukan akuisisi terhadap bank umum dan menjadikannya bank digital, lho.
Beberapa contohnya adalah Bank Yudha Bakti yang diakuisisi oleh Akulaku menjadi Bank Neo Commerce dan juga Bank Artos yang menjadi Bank Jago setelah diakuisisi oleh Gojek.
Baca Juga: Dukungan Bank Konvensional Terhadap Kinerja Bank Digital di Tengah Pandemi COVID-19
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.