Sosok Miliarder di Balik Krisis Moneter 1998 Ikutan Terjun Berinvestasi di Kripto!

George Soros Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

George Soros Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Mungkin untuk beberapa kalangan muda, ketika mendengar nama George Soros sedikit kebingungan atau bahkan tidak mengetahui sama sekali siapa sosok tersebut.

Padahal, nama George Soros terbilang cukup menjadi limelight dan terlibat dalam sejumlah peristiwa buruk yang pernah terjadi di dunia finansial.

Bahkan, George Soros memiliki banyak predikat hingga mendapatkan tudingan sebagai sosok di balik peristiwa Black Wednesday yang pernah terjadi pada Bank of England di tahun 1992. Soros pun pernah dituding sebagai ‘biang kerok’ pada krisis moneter 1998.

Melansir dari CNN, George Soros bahkan disebut oleh banyak pihak sebagai spekulan ulung. Sebagai contoh, seperti diketahui peristiwa krisis moneter yang pernah terjadi di tahun 1998 bermula dari salah satu perusahan yang dikelola oleh George Soros, yaitu Quantum Fund.

Quantum Fund melakukan spekulasi dengan meminjam mata uang Thailand yaitu Baht dalam jumlah besar dengan alasan untuk pengelolaan investasi kolektif global.


Kala itu, pada tahun 1997, nilai mata uang Baht masih disenilaikan (peg) dengan dolar AS. Sehingga, Thailand merasa aman jika berutang dengan denominasi dolar AS.

Tak disadari, pada pertengahan tahun 1990-an justru nilai dolar AS sedikit demi sedikit mengalami penguatan. Dengan begitu, transaksi terus tergerus sehingga Thailand juga tak mampu untuk melakukan peg atas dolar AS.

Padahal disaat yang bersamaan George Soros sudah mengira bahwa devaluasi Baht akan terjadi. Dengan modal kurang dari US$1 miliar, George Soros justru berspekulasi atas Baht.

Baca Juga: Lakukan 5 Rencana Bisnis Pribadi Ini untuk Bertahan dari Krisis

Hingga tak berselang lama, benar saja kebijakan nilai tukar mata uang Baht berubah dari skema mengambang tetap menjadi mengembang bebas.

Sehingga, dampak yang terjadi ialah nilai Baht terjun bebas 60 persen melawan dolar AS yang mana juga kondisi serupa dirasakan oleh beberapa negara di Asia dan tentu saja Quantum Fund menorehkan keuntungan yang sangat luar biasa.

Nah, lama tak terdengar namanya, dikabarkan George Soros kini diketahui ikut terjun berinvestasi kripto. Meringkas dari Bloomberg, lewat Soros Fund Management yang mana perusahaan tersebut didirikan oleh George Soros melakukan konfirmasi atas kepemilikan uang kripto Bitcoin.

Kabar tersebut semakin diperkuat lewat pernyataan yang disampaikan oleh Dawn Fitzpatrick  CEO Soros Fund Management yang menyebutkan bahwa perusahaannya memiliki beberapa Bitcoin yang terbilang tidak banyak.

Selaras dengan hal tersebut, disaat yang bersamaan harga Bitcoin juga ikut melonjak 10 persen US$55.000 atau sekitar Rp774 juta dari level sebelumnya yaitu US$50.000 atau sekitar Rp709 juta.

Bahkan, di pekan sebelumnya harga Bitcoin masih terlampau diangka US$43.000 atau sekitar Rp605 juta yang terbilang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai Bitcoin pada awal tahun 2021 yang terlampau diangka US$29.000 atau sekitar Rp408 juta.

Baca Juga: Dikabarkan Krisis, Ini Profil Evergrande Group dan Kilasan Sepak Terjangnya