GoTo Illustration Web Bisnis Muda - Image: TechCrunch
Likes
Geliat serta kemelut memang sedang melanda perusahaan meger GoTo hingga menimbulkan banyak pertanyaan publik akan keberlanjutan permasalahan yang sedang dihadapi.
Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir perusahaan ride hailing Gojek (PT Karya Anak Bangsa) dan platform marketplace Tokopedia (PT Tokopedia) sedang dilanda gugatan perebutan merek oleh PT Terbit Financial Technology (TFT).
Tak main – main, gugatan yang dilayangkan oleh PT Terbit Financial Technology terhadap merek GoTo mencapai Rp2,08 triliun.
Sementara itu, tak berselang lama, kabar lain seputar GoTo kembali hadir atas capaian dana yang berhasil diraup GoTo senilai US$1,3 miliar atau sekitar Rp18,5 triliun, lho, Be-emers!
Baca Juga: GoTo Digugat Rp 2,08 Triliun, Ada Apa Ya?
GoTo Raih Pendanaan Senilai US$1,3 Miliar Jelang IPO
Melansir dari TechCrunch, tepat pada Kamis, (11/11/2021) grup GoTo mengutarakan bahwa mereka telah berhasil memperoleh lebih dari US$1,3 miliar atau sekitar Rp18,5 triliun pada penutupan pertama pra-IPO.Putaran terakhir diketahui berhasil dipimpin oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dengan partisipasi dari Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent serta Ward Ferry.
Rencananya dengan kumpulan pendanaan tersebut grup GoTo akan mengalokasikannya untuk mendorong pertumbuhan dan meningkatkan pelayannya untuk pelanggan.
Grup GoTo yang berhasil merger pada bulan Mei lalu ini berhasil menciptakan sinergi dengan merek Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial pada seluruh industri transportasi, e-commerce, pengiriman makanan dan bahan makanan, logistik serta jasa keuangan.
Lebih lanjut lagi, grup GoTo mengklaim telah menghasilkan sekurangnya US$1,8 miliar atau sekitar Rp25 triliun pada transaksi tahun 2020, dengan nilai bruto lebih dari US$22 miliar atau sekitar Rp313 triliun.
Dengan begitu, baik secara langsung dan tidak langsung grup GoTo telah berkontribusi terhadap lebih dari 2 persen PDB Indonesia.
Lewat Andre Soelistyo selaku CEO grup GoTo juga menghimbau kepada investor lain untuk bergabung guna terealisasinya dual listing yang akan terlaksana di New York dan Jakarta akhir tahun ini.
Namun disisi lain, menurut Heru Sutadi selaku Direktur Eksekutif ICT Institute mengatakan alangkah baiknya GoTo menunda ambisinya untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) ditengah kemelut yang melanda soal merek GoTo sendiri sebagaimana dikutip dari Bisnis.
Wah, Be-emers, kira – kira akankah GoTo tetap melaju untuk melantai di bursa akhir tahun ini?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.