Cerdas Finansial: 5 Pembiayaan yang Wajib Kamu Ketahui di Startup

Keuangan | Sumber. Freepik

Keuangan | Sumber. Freepik

Like

Aspek financial atau biasa dikenal dengan aspek keuangan merupakan aspek yang sangat krusial dalam memulai dan mendirikan sebuah bisnis. Selain itu, aspek financial dapat mempengaruhi kinerja dari sebuah startup yang anda bangun.

Sehingga, kamu harus memiliki keahlian juga pemahaman mengenai pengelolaan keuangan yang ada di startup.

Lalu, apa pengertian dari modal usaha yang ada pada startup?

Aspek keuangan atau modal usaha dapat diibaratkan sebagai bahan bakar untuk merintis sebuah startup kita. Tidak dapat dibayangkan tanpa adanya model usaha atau aspek financial, tentu saja usaha anda sulit untuk bisa beroperasi.

Aspek  financial di dalam usaha biasanya digunakan untuk memenuhi biaya biaya yang dibutuhkan untuk keberlangsungan bisnis. Keberlangsungan bisnis tersebut meliputi biaya pendirian, biaya operasional, biaya pengembangan usaha, dan juga biaya lainnya.


Baca Juga: Pernah Dengar Founder Startup? Lihat Detailnya di Sini!

Adapun jenis-jenis biaya dalam memulai startup meliputi:

1. Biaya Pendirian

Biaya yang harus dikeluarkan di awal usaha dinamakan biaya pendirian. Contoh dari biaya pendirian ini adalah biaya riset dan pengembangan produk, sewa awal dan dekorasi tempat usaha.

Selain itu, meliputi biaya pendirian sistem bisnis, biaya pendirian badan usaha (CV, UD atau PT), dan biaya yang dikeluarkan saat trail atau percobaan produk-produk baru. Sehingga, pemilik usaha baru biasanya mengeluarkan biaya besar di awal sebelum akhirnya ditutup oleh pemasukan.
 

2. Biaya Harga Pokok Produksi

Selain biaya pendirian, biaya yang biasa dikeluarkan meliputi HPP atau harga pokok produksi yang merupakan biaya dasar dari produk yang dijual sebelum margin penjualan. Pembiayaan dasar yang dibebankan biasanya mencakup biaya pembuatan dan biaya lain-lain seperti biaya pemasaran dan biaya riset serta pengembangan produk.

Sebagai contoh, harga dasar pembuatan 1 meja adalah Rp50.000 yang mencakup bahan, upah pekerja, biaya operasional seperti listrik. Margin yang diberikan adalah 50 persen yaitu Rp25.000.

Jadi, harga meja yang dijual = HPP ditambah margin = Rp50.000 ditambah Rp25.000 = Rp75.000.
 

3. Biaya Overhead

Biaya overhead dapat diartikan sebagai biaya yang digunakan saat terjadi overhead biaya. Sebagai contoh, biaya overhead adalah biaya listrik, air, pulsa atau kuota internet, maintenance gedung, dan gaji para pegawai.
 

4. Biaya Operasional

Untuk menunjang proses produksi dan operasional agar berjalan, membutuhkan biaya operasional. Biaya operasional adalah komponen selain HPP yang membantu terciptanya produk barang dan jasa.

Seperti HPP, biaya operasional termasuk biaya tidak tetap. Artinya, jumlah biaya ini tergantung dari situasi dan kondisi bisnis.
 

5. Biaya Pajak dan Retribusi

Biaya pajak dan Retribusi yang dikeluarkan dari ataupun perusahaan yang didirikan. Salah satu jenis pajak yang paling umum adalah PPN atau pajak pertambahan nilai yang ditarik dari transaksi jual beli barang kena pajak atau BKP.

Secara garis besar, jika anda ingin mendirikan sebuah startup anda perlu memperhatikan Financial terutama aspek yang dikeluarkan saat memulai sebuah usaha. Dengan mengenal 5 pengeluaran pembiayaan di atas, kamu akan menjadi lebih mudah dan memiliki gambaran mengenai biaya apa saja yang akan dikeluarkan saat akan memulai mendirikan sebuah bisnis.

Baca Juga: Perhatikan! Sejumlah Aset Investasi Ini Kena Pajak Lho


Editor: Rachma Amalia