Waduh, Pepsi Bakal Layoff Ratusan Pekerjanya!

Pepsi. (Foto: Fox Business)

Pepsi. (Foto: Fox Business)

Like

Di penghujung tahun 2022 banyak perusahaan yang melakukan layoff. Pepsi jadi perusahaan yang menambah panjang daftar perusahaan yang lakukan layoff.

Pepsi adalah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang memproduksi makanan dan minuman.

Pepsi sempat dipasarkan juga di Indonesia, namun pada tahun 2019 kontrak Pepsi dengan distributor Indonesia berakhir dan tidak dilanjutkan.

Pepsi merupakan perusahaan yang besar karena sudah berdiri sejak tahun 1965. Sudah sejak lama pula Pepsi melakukan ekspansi ke berbagai negara.

Kabar kurang menyenangkan datang dari perusahaan minuman ini. Pepsi bergabung dengan perusahaan-perusahaan teknologi yang melakukan layoff di tahun 2022. 


Di penghujung tahun 2022 pembicaraan mengenai tech winter yang berarti lesunya industri teknologi sedang marak. Ini menyebabkan banyak perusahaan teknologi yang melakukan layoff.

Tidak disangka, Pepsi walaupun bukan perusahaan teknologi juga ikut melakukan layoff di tengah ekonomi global yang kurang baik ini. 
 

Pepsi Layoff Ratusan Pekerja


Diberitakan oleh Fox Business, Pepsi akan lakukan layoff pada pekerja yang ada di kantor pusat. Belum diketahui apakah pekerja yang ada di negara lain terkena imbas, tapi layoff baru berfokus pada pekerja kantor pusat. 

Baca Juga: Giliran Amazon Layoff Ribuan Karyawan, Ada Apa?

Pekerja yang terkena layoff dari divisi North American snacks and beverages. Efisiensi ini akan berdampak pada bisnis minuman perusahaan Amerika Utara yang berbasis di Purchase, New York dan bisnis makanan ringan yang berpusat di Chicago dan Texas. 

Pepsi menyampaikan bahwa layoff dilakukan untuk menyederhanakan organisasi sehingga dapat beroperasi dengan lebih efisien.

Efisiensi akan lebih berat di bisnis minuman karena unit snack sudah dipangkas posisinya dengan program pensiun sukarela.

Pada 25 Desember 2021, Pepsi mempekerjakan sekitar 309.000 orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 129.000 orang di AS.

Pepsi dan perusahaan makanan lainnya telah menaikkan harga untuk mengimbangi biaya bahan, transportasi, dan tenaga kerja yang lebih tinggi. Meski begitu, permintaan makanan dan minuman tetap tinggi.

Setelah melaporkan lonjakan penjualan dan laba kuartalan, eksekutif Pepsi pada bulan Oktober mengatakan bahwa mereka memotong biaya untuk mengimbangi tekanan pada margin keuntungan dan untuk mengatasi kondisi ekonomi makro yang tampaknya memburuk.

Pepsi di Amerika Serikat bergabung dengan Walmart Inc dan Ford Motor Co yang memangkas karyawan kantorannya dan mempertahankan karyawan garis depan atau karyawan lapangan.

Baca Juga: Takut Layoff? Ini 5 Strategi Menghadapi PHK Mendatang

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.