Selalu Ragukan Kemampuanmu? Bisa Jadi Itu Imposter Syndrome!

Imposter Syndrome! (Foto: Canva)

Imposter Syndrome! (Foto: Canva)

Like

Dalam dunia kesehatan mental ada satu istilah yang baru muncul, yaitu imposter syndrome. Seperti apa yang dimaksud imposter syndrome dan bagaimana menghadapinya?

Istilah imposter ramai dan banyak dipakai mulai tahun 2021. Pada awalnya istilah ini digunakan dalam game Among Us, namun dengan kata impostor. Game Among Us menampilkan beberapa pemain yang harus menyelesaikan misi berbeda-beda.

Di antara pemain tersebut ada satu orang yang menjadi impostor. Impostor dalam game tersebut merupakan pemain yang bertugas menipu, mengacaukan permainan tanpa ketahuan dan membunuh karakter pemain lainnya.
 

Lalu kalau imposter syndrome apa tuh?


Mengutip Psikolog Klinis UGM, Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A. dalam website resmi UGM, imposter syndrome atau impostor phenomenon merupakan fenomena psikologis dimana seseorang tidak mampu menerima dan menginternalisasi keberhasilan yang ia raih.  

Baca Juga: Sering Pura-Pura Bahagia? Bisa Jadi Kamu Kena Duck Syndrome!


Dengan kata lain, orang yang mengalami impostor syndrome selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih. 

Ia merasa kesuksesan yang berhasil diraih merupakan bentuk dari keberuntungan atau kebetulan semata, bukan karena kemampuan intelektual diri. 

Seseorang dengan imposter syndrome tak pernah berhenti meragukan apakah keberhasilan yang diraih merupakan cerminan dari kemampuannya dan orang tersebut memiliki ketakutan kondisinya itu diketahui orang lain dan dianggap sebagai penipu. 

Psikolog Tri Hayuning menyebutkan bahwa imposter syndrome tidak masuk dalam klasifikasi gangguan jiwa. Meski begitu, sindrom ini umum dijumpai dalam kehidupan dan cukup mengganggu karena jika terus menerus terjadi dapat menimbulkan kecemasan, stres, bahkan depresi. 

Meski istilah impostor atau imposter ini baru populer sekitar tahun 2021, namun sebenarnya fenomena imposter sudah dideteksi oleh Psikolog Rose Clance dan Suzanne Imes pada tahun 1978. 

Di awal penelitian diketahui sindrom ini banyak dijumpai pada wanita cerdas dengan capaian prestasi tinggi. Lalu, penelitian terus berlanjut dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa imposter syndrom tidak hanya pada wanita, tetapi juga ditemukan pada pria. 
 

Apa yang menyebabkan imposter syndrome?


Psikolog Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A. menyebutkan ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengidap imposter syndrome. Salah satu penyebabnya adalah pola asuh keluarga. 

Baca Juga: Apa Itu Stiff Person Syndrome yang Diderita Celine Dion?

Anak yang tumbuh dalam keluarga yang terlalu mengedepankan pencapaian intelektual dan kurang mengajarkan cara merespon kesuksesan dan kegagalan akan membuat anak berpeluang tinggi terkena imposter syndrome.

Selain itu, tuntutan dan tekanan dari masyarakat tentang sebuah kesuksesan akan memicu pemikiran keliru mengenai value seseorang. Akan muncul pemikiran seseorang hanya akan berharga jika berhasil dan tidak berharga ketika gagal.

Orang yang memiliki imposter syndrome juga akan selalu tertekan dengan label-label baik tertentu yang melekat, misalnya label orang cerdas sehingga ia harus selalu bisa mencapai ekspektasi orang-orang tersebut.

Waduh, ngeri juga ya Be-emers. Orang dengan imposter syndrome jadi enggak bisa melihat seberapa berharga dan hebatnya diri mereka. Kamu jangan sampai merasa seperti itu ya!

Kalau sudah ada pemikiran dan perasaan yang mengarah ke imposter syndrome kamu harus yakinkan diri bahwa kamu punya kemampuan lebih dan dirimu berharga! Lovyu Be-emers~

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.