Update Saham Bisnis Muda, Edisi 17 Juli 2020

Update Saham Bisnis Muda

Update Saham Bisnis Muda

Like

Di penghujung pekan ketiga Juli 2020, IHSG justru terjun bebas di zona merah. Di sesi pertama perdagangan hari ini (17/7), Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi cukup dalam dan meninggalkan level psikologis 5.100.

Sepuluh menit usai pembukaan, IHSG langsung ambles ke level 5.077,34. Meski sempat bangkit, namun pergerakan bearish IHSG terus berlanjut.

Hingga penutupan sesi pertama perdagangan bursa hari ini, IHSG terkoreksi 0,21 persen di level 5.078,58. Dari data di laman Bursa Efek Indonesia, 5 dari 10 sektor di dalamnya bergerak negatif.

Sektor konsumer memimpin pelemahan, dengan koreksi hingga 12,05 persen. Sementara itu, sektor tambang justru memimpin penguatan hingga 16,05 persen.

Adapun, terkoreksinya IHSG di awal sesi perdagangan hari ini juga terjadi seiring pergerakan Bursa Asia yang bervariatif. Akankah IHSG mampu rebound kembali?
 

Kinerja Emiten

Dalam risetnya, Analis Korea Investment dan Sekuritas Indonesia bernama Mutiara Nita memperkirakan kalau emiten sektor konstruksi bakal kehilangan pertumbuhan nilai kontrak baru. Penurunan belanja infrastruktur pun dinilai jadi pemicu turunnya prospek pertumbuhan nilai kontrak baru hingga 50 persen secara year-on-year.


Meskipun begitu, adanya upaya pemerintah buat melanjutkan pembangunan infrastruktur menjadi angin segar buat emiten di sektor ini. Dilansir dari Bisnis.com, hal ini menjadikan sektor konstruksi punya prospek yang potensial.

Diketahui, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah telah mengucurkan sejumlah dana kepada emiten BUMN karya seperti PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Jasa Marga Tbk.

Dari ketiga emiten tersebut, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mendapatkan kucuran dana terbesar dari PEN senilai Rp5,3 triliun. Enggak cuma itu, JSMR juga baru saja akan mendapat dana dari hasil pencairan utang pemerintah sebesar Rp5,02 triliun.

Dana piutang dari pemerintah itu dinilai bisa mengurangi tekanan pembayaran bunga sekaligus dapat  meningkatkan likuiditas emiten. Selain itu, rencana tender 10 ruas jalan tol hingga Agustus 2020 oleh Kementerian PUPR juga berpotensi meningkatkan nilai kontrak baru emiten yang bergerak di sektor konstruksi.

Cek juga yuk kabar lain dari pasar modal hari ini