Menemukan Peluang Usaha yang Dibutuhkan Orang di Masa Pandemi

Rumus Peluang Usaha

Rumus Peluang Usaha

Like

Menemukan Peluang Usaha yang Dibutuhkan Orang di Masa Pandemi - Pernah nyadar nggak sih? Kebanyakan orang memilih produk yang ingin dijual lebih dahulu, baru setelahnya mempelajari keinginan pasar. Hal tersebut merupakan salah satu kesalahan, yang sering dilakukan oleh pebisnis pemula. Entah karena latah, atau meniru kesuksesan orang lain yang lebih dahulu terjun laku keras. Bisa jadi.

Sebagai contoh, karena melihat di lingkungan sekitar menjual kopi kekinian baik online maupun offline laku keras, akhirnya seseorang ikutan berjualan kopi ngehits. Atau melihat kue model artis yang booming, jadi ikut-ikutan jualan kue yang mana kebutuhan pasar sudah tercukupi. Akhirnya? Gulung tikar sebelum balik modal. Bukan berarti tidak boleh sih, tetapi dibutuhkan promosi yang lebih gencar, rasa lebih enak, layanan yang jauh lebih memuaskan yang bisa menandingin bisnis yang sudah ada. Itu yang harus dilakukan. Tentunya membutuhkan banyak waktu dan pertimbangan bukan?

 

Menemukan Peluang Usaha yang Dibutuhkan Orang di Masa Pandemi

Menemukan Peluang Usaha yang Dibutuhkan Orang di Masa Pandemi




Cobalah untuk tampil dengan berbeda, mulailah memelajari apa yang dibutuhkan oleh pasar dahulu. Cari tahu apa yang mereka butuh, cari tahu apa yang mereka inginkan. Cukup mudah bukan? Tetapi semuanya membutuhkan riset, tidak boleh asal-asalan memutuskan kehendak sendiri. Misalnya yang kita lakukan di bisnis online, maka kita mulai mencari tahu dengan cara riset online.
 

4 Cara Sederhana Memahami Apa yang dibutuhkan Orang

 

Mengunjungi Berbagai Komunitas Online


Sudah berapa banyak komunitas online yang kamu ikuti? Coba gerilya masuki satu persatu, apa yang sedang didiskusikan dan marak diperbincangkan. Jika biasanya kamu jarang-jarang, mulai intenskan diri untuk menjadi bagian di dalamnya. Karena di facebook, ada ribuan komunitas yang bisa dijadikan survey. Banyak yang bisa kita riset, liat hobi mereka, selera mereka, usia, demografi, kebutuhan serta keinginan mereka. Tidak hanya grup facebook, kamu juga bisa melakukan riset di grup WhatsApp, Telegram, Forkom, dan lain sebagainya agar mudah memahami kebutuhan mereka.

Mengenali Apa Masalah yang Terjadi

Setiap grup pasti ada rules atau aturan yang berlaku, bahkan jadwal untuk membahas tema tertentu. Seperti saya misalnya yang suka ngeblog, bergabung di salah satu grup blogger. Bisanya setiap hari jadwal ngepost tema berubah, di hari Senin jadwal tema share postingan traveling misalnya, selasa tentang kesehatan dan lain sebagainya. Dari postingan-postingan yang dilempar, kamu bisa mencari tahu masalah apa yang sedang dialami, apa yang mereka butuhkan untuk mendapatkan solusinya, dan seberapa antusiasnya mereka dengan sebuah produk atau jasa. Itu artinya kamu sudah melakukan langkah yang benar, dalam meriset kebutuhan pasar.

Memanfaatkan Search Engine

Banyak website online yang bisa kita manfaakan, ada fitur pencarian pada web search engine tersebut. Kita tinggal mengetikkan pencarian dengan menggunakan kata kunci, yang kita bidik terkait apa yang dibutuhkan orang. Misalnya saya yang berbisnis di craft dan fashion. Di masa pandemi yang paling dibutuhkan banyak orang adalah kebutuhan masker, maka saya menyasar kata kunci 'masker'. Kita bisa memanfaatkan google, keyword planner, ubersuggest, KWfinder, dan lain sebagainya untuk mencari tahu.

Mengenali Siapa Kompetitor Kita

Produk siapa yang merajai halaman pertama? Produk siapa yang lagi hits dan ramai. Kenali kompetitor dengan mengunjungi websitenya, toko onlinenya, dan juga kanal media sosial yang digunakan. Apa saja yang mereka tawarkan dalam menjual? Produk apa yang dilempar ke pelanggan, bagaimana pelayanan mereka, servis apa saja yang sudah dilakukan, dan apa yang mereka keluhkan?  Hal tersebut bisa kita pelajari, kamu bisa menentukan produk apa yang bisa menjawab keluhan tersebut dan bahkan bisa menandinginya.

 

Masker Kain Motif

Masker Kain Motif


 

Memberanikan Diri Menguji Ide Masker Motif di Pasar


Kalau kata Daniel Jovevski, pendiri Switchmyloan.com.au bilang, "Produk atas jasamu semestinya bisa menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi banyak orang. Ibarat melemparkan spageti ke dinding, darilah ide yang melakat." Yang mana mengartikan apalah arti ide cemerlang, apabila idak bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera pasar. Akan jadi sia-sia.

Di masa pandemi masker merupakan hal yang paling penting, untuk dipakai dan dikenakan kalau bepergian. Diawal datangnya virus, masker kesehatan harganya luar biasa mahal dan barangnya susah didapatkan. Sebagai solusi kebijakan, masyarakat yang tidak terinfeksi harus menggunakan masker kain. Karena masker kesehatan diperuntukan, tenaga medis dan mereka yang terinfeksi.

Pengusaha konveksi pada banting setir membuat masker kain, demikian juga saya juga mendapatkan orderan untuk membuat masker. Awalnya untuk donasi, tetapi permintaan semakin besar. Bahkan kain satu lapis, sudah tidak disarankan tetapi untuk mempertebal menjadi dua lapis dan bahkan tiga lapis agar debu yang beterbangan tidak bisa menyerang pernapasan.

Setiap orang kemanapun di manapun mengenakan masker, trend masker pun berubah. Tadinya yang hanya menggunakan bahan polosan oxford, berubah jadi yang bermotif, berenda, dan bermacam-macam model agar tidak sama. Riset online dan offline yang saya lakukan membuktikan, beberapa orang tidak suka memiliki masker yang sama. Beberapa orang lebih suka masker motif dibandingkan polos. Ibu-ibu yang mempunyai anak kecil juga menggunakan masker motif anak-anak, agar putra-putrinya mau mengenakan masker sebagai salah satu solusi perlindungan. Akhirnya saya pun bermain di masker motif, dan masker polos juga masih jalan tapi permintaan lebih besar masker motif dengan corak lucu-lucu.


 

Membuat Masker Kain

Membuat Masker Kain


 

Memberanikan Diri Memberikan Pelayanan Lebih


Saya merasa sudah memiliki nilai lebih bermain di masker motif, karena memiliki beragam motif yang cukup untuk menarik perhatian pasar. Tetapi itu saja tidak cukup, kompetitor semakin banyak dan motif pun beragam. Saya putar ide lagi, memberikan pelayanan soal masker dengan banyak tali yang bisa direquest. Seperti tali sambung, tali putus, tali karet, dan membuat custom sesuai dengan keinginan konsumen. Bahkan gebrakan pasar luar masuk, dengan masker scuba-nya. Konveksi berhenti, tidak lagi membuat masker kain karena persaingan makin ketat. Terlebih lagi soal harga, banyak yang tidak cocok dan akhirnya pembuatan masker berhenti. Pengusaha konveksi beralih lagi menjahit baju, sesuai permintaan pasar.

Bagaimana dengan saya? Saya pun demikian, permintaan pasar sudah semakin sepi. Masih beberapa satu dua yang pesan, tetapi tidak setiap hari yang tadinya melimpah sampai menolak-nolak. Soalnya tenaga yang saya punya, hanya berdua dengan mas suami. Tadinya saya berpartner dengan penjahit lain, tetapi kualitas jahitannya berbeda dengan yang kami punya dan kurang cocok. Beberapa ada yang komplain, akhirnya ya sudah kami kerjakan lagi sendiri.

Merebaknya masker scuba, tidak lepas dari peran pasar luar. Karena lebih trendy, lebih keren karena sering dipakai artis luar, dan juga harganya lebih miring karena diproduksi masal oleh pabrikan. Trend masker kain pun berubah, demikian keadaan pasar yang terus berubah dari waktu ke waktu. Sebagai seorang yang siap berwirausaha, harus menerima perubahan, terus melakukan riset dan tidak boleh gampang menyerah. Dari beberapa siklus usaha yang pernah saya jalani, akrhinya saya bisa mengambil rumus yang sederhana untuk menemukan apa yang dibutuhkan orang.


 

Rumus Menemukan Peluang Usaha

Rumus Menemukan Peluang Usaha


 

Rumus Menemukan Peluang Usaha Secara Sederhana, Apa yang Dibutuhkan Orang

 

  • Lakukan riset online dan offline, seperti cara yang di atas.

  • Cari tahu siapa kompetitormu, dan kenali apa yang dilakukannya untuk menarik perhatian calon konsumen.

  • Masalah apa yang dihadapi oleh masyarakat?

  • Ciptakan produk yang unik dan lebih baik dari yang sudah ada, dan berikah servis yang memuaskan.


            Semoga bermanfaat ya! Pandemi tidak boleh membuat kita berhenti, untuk terus mengais rejeki. Hidup masih akan terus berlanjut. Semangat!