Mohon Perhatian, Pintu IPO Cinema XXI Telah Dibuka!

Pengelola bioskop Cinema XXI IPO, incar dana segar hingga Rp2,4 triliun untuk ekspansi (Sumber Gambar: 21cineplex)

Pengelola bioskop Cinema XXI IPO, incar dana segar hingga Rp2,4 triliun untuk ekspansi (Sumber Gambar: 21cineplex)

Like

Pengelola Cinema XXI bakalan melantai di Bursa Efek Indonesia nih. Prospeknya gimana ya, all good atau bakal jadi exit strategy aja nih?

"Teng neng neng neng...pintu teater satu telah dibuka...para penonton yang telah memiliki karcis...dipersilahkan memasuki ruangan teater" Hayoo, pasti Be-emers bacanya pakai nada kan?

Pasti kita semua familiar sekali dengan suara pengumuman itu. Maria Oentoe adalah sosok legendaris dibalik suara khas yang selalu kita dengarkan ketika berada di bioskop. 

Ngomongin soal bioskop, Be-emers tau enggak, ternyata Cinema XXI, IMAX, Cinema 21, dan The Premiere itu dikelola oleh satu perusahaan yang sama dan berasal dari Indonesia.

Yups, bioskop-bioskop favorit tersebut tergabung dalam Cineplex 21 Group yang dimiliki oleh PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (IDX: CNMA)


Kabar terbarunya, pengelola jaringan bioskop terbesar di Indonesia ini akan melakukan penawaran umum saham perdananya atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga ya, Be-emers. Dan pastinya, kabar ini bikin para IPO Hunter tersenyum cerah.

Baca Juga: Dear Pengusaha, IPO Bukan Ajang Exit Strategy!


Prospektus PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Pengelola Cinema XXI


Yuk kita kulik isi prospektus IPO dari PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk!

Dalam prospektusnya, Perusahaan yang berkode ticker CNMA ini berencana untuk menjual sebanyak 8.335.000.000 saham atau 10 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana, dengan nilai nominal Rp8 per saham.
 

Cinema XXI

Cinema XXI


Dengan rentang harga penawaran awal antara Rp270 hingga Rp288 per saham, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk berpotensi mendapatkan dana segar antara Rp2,25 triliun hingga Rp2,40 triliun melalui IPO ini.

Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh CNMA untuk beberapa tujuan, yaitu:
  • 65 persen akan digunakan untuk pengembangan dan ekspansi jaringan bioskop Cinema XXI.
  • 20 persen akan digunakan untuk melunasi sebagian utang kepada Bank Rakyat Indonesia.
  • 15 persen akan digunakan sebagai modal kerja.

CNMA telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini.

Baca Juga: Tips untuk Rasakan Gurihnya Cuan dari Saham IPO! Penasaran?

Selain itu, CNMA juga memiliki kebijakan untuk membagikan dividen setidaknya sebesar 35 persen dari laba bersih. Kebijakan ini akan berlaku mulai dari laba bersih setelah pajak untuk tahun buku 2023. Pembagian dividen akan dilakukan pada tahun 2024.

Selain IPO, CNMA juga akan melaksanakan program employee stock allocation (ESA) dengan mengalokasikan 11,11 juta saham (0,13 persen) kepada karyawan dari total saham yang ditawarkan dalam penawaran umum.

Setelah menjadi perusahaan terbuka, pemegang saham mayoritas CNMA berencana melakukan private placement dengan jumlah maksimum 8,33 miliar saham (10 persen).

Jumlah saham tersebut terdiri dari sekitar 6,67 miliar saham (8 persen) yang akan dilepas oleh PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dan sekitar 1,67 miliar saham (2 persen) yang akan dilepas oleh PT Adi Pratama Nusantara (APN).

Selain private placement, HJB dan APN juga telah menandatangani perjanjian call option dengan salah satu pemegang saham NSR yang sudah ada, yaitu Salween Investment Private Limited (SIP).

Melalui perjanjian ini, HJB memberikan opsi kepada SIP untuk membeli maksimum 15 miliar saham NSR yang dimilikinya, sementara APN memberikan opsi maksimum 3,75 miliar saham.

Dengan mempertimbangkan ketiga aksi korporasi tersebut, struktur pemegang saham CNMA setelah IPO akan terdiri dari:
  • HJB: 45,99 persen
  • SIP: 22,51 persen
  • APN: 11,5 persen
  • Masyarakat: 19,99 persen
  • Peserta program ESA: 0,01 persen

HJB, APN, dan SIP telah setuju untuk tidak menjual saham mereka (lock-up) selama 6 bulan sejak tanggal pendaftaran efektif.
 

Pengelola Cinema XXI IPO (Foto: MIX)

Pengelola Cinema XXI IPO (Foto: MIX)


Dari segi keuangan, NSR telah mencatatkan kinerja yang baik sepanjang tahun 2022. Pendapatannya mencapai Rp4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,28 triliun.

Pada tahun 2022, penjualan tiket bioskop menyumbang 61 persen dari pendapatan, penjualan makanan dan minuman 33 persen, iklan 3 persen, dan platform digital 3 persen.

Dengan kinerja yang solid tersebut, CNMA berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp506 miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp354 miliar pada tahun 2021.

EBITDA Cinema XXI juga meningkat menjadi Rp1,44 triliun pada tahun 2022, dari Rp329 miliar pada tahun 2021.

Namun, pada kuartal pertama tahun 2023, CNMA mencatat kerugian sebesar Rp25,6 miliar dari segi performa keuangan.

Dengan mempertimbangkan kinerja keuangan per 1Q23 dan dana yang diperoleh dari IPO, valuasi CNMA dapat diestimasi sebagai berikut:
  • P/S (Price-to-Sales Ratio): 4,8x–5,2x
  • P/E (Price-to-Earnings Ratio): 42,7x–45,6x
  • P/BV (Price-to-Book Value Ratio): 5,3x–5,4x
Baca Juga: Yuk, Simak Tips Ini Sebelum Beli Saham IPO!

Jadwal IPO PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk diatur sebagai berikut:
  • Masa penawaran awal: 10-14 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal efektif: 25 Juli 2023
  • Perkiraan masa penawaran umum saham perdana: 27 Juli-31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal penjatahan: 31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal distribusi saham: 1 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 2 Agustus 2023
Investor yang berminat dapat langsung memesan sahamnya melalui website: e-ipo.co.id

Hans Gunadi, Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, menyatakan bahwa budaya menonton film yang kuat di Indonesia dan potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop yang besar membuat perusahaan ini optimis untuk melantai di bursa.

Menurut survei oleh Euromonitor International pada awal tahun 2023, 76 persen masyarakat Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan dan 62 persen masyarakat Indonesia menganggap menonton film sebagai salah satu kegiatan sosial utama.

Selain itu, Euromonitor juga mencatat bahwa industri film domestik di Indonesia memiliki potensi besar dan sedang berkembang. Kontribusi film domestik terhadap total pendapatan box office di Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan mencapai 51 persen.

Saat ini, Graha Layar Prima (IDX: BLTZ) adalah satu-satunya perusahaan pengelola bioskop yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengelola jaringan bioskop CGV.

Berdasarkan prospektus, per tanggal 31 Desember 2022, NSR memiliki 1.216 layar di 225 bioskop di seluruh Indonesia. Namun, jumlah ini meningkat menjadi 1.235 layar di 230 bioskop pada Maret 2023, dengan target penambahan dalam lima tahun ke depan adalah 2.000 layar tambahan.

Sebagai perbandingan, BLTZ sampai saat ini telah mengoperasikan 69 bioskop CGV dan 1 bioskop Blitz Theater, dengan total sebanyak 395 layar.

Bagaimana menurutmu Be-emers dengan aksi korporasi?  Jangan lupa untuk melakukan analisis mendalam terlebih dahulu sebelum membuat keputusan pembelian.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.