Minangpreneurship : Jiwa Kewirausahaan Orang Minang

Jiwa Entrepreneurship Suku Minang (Sumber gambar : crcs.ugm.ac.id)

Jiwa Entrepreneurship Suku Minang (Sumber gambar : crcs.ugm.ac.id)

Like

"Tiado rotan akapun jadi, tiado kayu janjang dikapiang"

Kutipan ini merupakan pepatah minang yang artinya adalah "Tidak ada kayu tanggapun dibelah". Maknanya adalah bahwa kita harus memanfaatkan setiap peluang yang ada. Meski kelihatannya cukup sulit namun ambil setiap peluang walau sangat kecil. 

Hal ini menunjukkan bahwa orang minang memiliki karakter semangat pantang menyerah dalam berusaha dan akan selalu mencari peluang dalam mencapai tujuan mereka. 

Ternyata, terdapat kekuatan dari jiwa kewirausahaan yang muncul dalam diri orang Minang yang merupakan sebuah bentuk kultur sosial yang terbentuk dari proses kehidupan sosial yang mereka lalui.

Bagi orang Minang, kultur sosial telah membentuk karakter kewirausahaan dalam setiap orang sehingga setiap tahun lahir para pengusaha-pengusaha Minang. Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat orang Minang dan rata- rata profesinya sebagai pedagang.

Bahkan di beberapa negara di luar negeri juga ada orang Minang yang berdagang, hal ini dikarenakan orang Minang memiliki kencenderungan untuk merantau.


Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Memulai Usaha dan 3 Alasannya!

"karatau madang di hulu, babuah babungo balun, ka rantau bujang daulu, di rumah baguno balun”

Artinya "Karatau tumbuh di hulu, belum berbuah dan belum berbunga, pergilah merantau terlebih dahulu, di rumah belum berguna".

Pepatah adat Minang memberikan nasihat kepada pemuda Minang yang masih belia dan belum menikah untuk pergi merantau karena belum mempunyai fungsi dalam struktur adat Minang.

Dengan merantau diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal mempersiapkan diri berperan dalam struktur adat Minangkabau.

Dapat simpulkan bahwa faktor-faktor perantau Minang banyak yang berprofesi sebagai pedagang adalah:

  1. Berdagang sudah menjadi jiwa orang Minang karena sudah turun temurun.
  2. Faktor kemandirian yang memang sudah tertanam sejak kecil bagi orang Minang.
  3. Pengaruh eksistensi budaya, dan
  4. Faktor ekonomi.
Karakter etnis Minang berkaitan dengan karakter yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha antara lain sifat keluwesan bergaul, keyakinan diri, kerja keras, serta sifat instrumental.

Baca Juga: Peluang Usaha Bisnis Tanpa Karyawan untuk yang Baru Merintis!

Selain itu, etnis minang yang dikenal dengan tingkat religius yang baik tercermin dari pegangan hidup masyarakatnya yaitu Adat Bersandi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah, Syarak Mengatakan Adat Mamakai. 

Hal ini juga menjadi pedoman orang minang dalam menjalankan usahanya yaitu mempedomani sifat Rasullah Nabi Muhammad S.A.W diantaranya pertama, Shidiq (Jujur), yaitu jujur kepada diri sendiri juga kepada orang lain.

Sifat jujur akan melahirkan sifat keyakinan dan keberanian untuk menghadapi ujian, apa pun bentuknya.

Kedua, Amanah. Sifat amanah ini sengaja tidak diterangkan, karena telah dijelaskan pada Landasan
Dasar Wirausaha di atas. 

Ketiga, Tablig (Komunikatif), seorang wirausaha harus menjadi marketing yang hebat, juga pembicara yang unggul, dan; terakhir Fathonah (Cerdik). Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. 

Karakter etnis minang bisa menjadi salah satu referensi bagi para wirausaha dan calon wirausaha dalam menjalanan usahanya.

Karakter ini dapat membentuk jiwa kewirausahan, tak ayal banyak pengusaha sukses yang memiliki garis keturunan etnis minang sebut saja Muhammad Kasir, Basrizal Koto, Emil Abbas, Nurhayati Subakat dan masih banyak yang lainnya.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.