Kiamat Pangan Akibat Rusia-India: Tantangan Baru bagi Dunia

Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin (sumber gambar: AP)

Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin (sumber gambar: AP)

Like

Kita berada di tengah-tengah tantangan baru yang menghadang negara-negara di seluruh dunia. Tantangan ini terkait dengan apa yang bisa disebut "kiamat" pangan.

Seperti yang kita tahu, pangan adalah kebutuhan dasar manusia, dan ketika risiko mengintai pasokan dan harga pangan, dampaknya bisa sangat signifikan bagi seluruh populasi dunia, terutama mereka yang lebih miskin.

Baru-baru ini, harga pangan global melonjak, dan ini telah menciptakan gejolak dalam perekonomian internasional.


Kebijakan Rusia, India, dan Pengaruhnya Terhadap Pangan


Rusia, sebagai negara dengan peran penting dalam pasokan biji-bijian, keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang mengakibatkan terblokadenya ekspor pangan dari Ukraina.

Akibatnya, beberapa pelabuhan pangan Ukraina menjadi sasaran rudal, dan pasokan gandum, jelai, dan minyak bunga matahari terancam.


Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Jadi Masalah Pertumbuhan Ekonomi Global 2023

Tak hanya itu, India juga telah membatasi beberapa ekspor beras, meskipun sebelumnya merupakan eksportir utama beras di dunia. Alasannya adalah untuk mengatasi kenaikan harga pangan di dalam negeri dan menjaga pasokan untuk kepentingan domestik.

India adalah salah satu negara dengan populasi terbesar, dan keputusan mereka ini berdampak besar pada perubahan harga internasional.

Indeks Harga Pangan FAO yang memantau perubahan harga komoditas pangan bulanan menunjukkan peningkatan total 1,3 persen pada bulan Juli dibanding Juni. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh harga global beras dan minyak sayur yang signifikan.

Harga beras sendiri meningkat 2,7 persen dari bulan sebelumnya dan mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 19,7 persen, mencapai level tertinggi sejak September 2011.

Sementara itu, minyak nabati juga melonjak 12,1 persen pada bulan Juli setelah mengalami penurunan selama tujuh bulan berturut-turut. Khususnya, minyak bunga matahari Ukraina mengalami kenaikan harga hingga 15 persen karena ketersediaan yang tidak menentu.

Tantangan pangan ini menciptakan kekhawatiran serius terutama bagi populasi dunia yang lebih miskin. Banyak orang yang harus mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk membeli makanan, dan kenaikan harga pangan tentu akan memberi dampak besar pada keamanan pangan mereka.

Organisasi terkemuka dalam bidang ini menegaskan bahwa kenaikan harga beras dapat menyebabkan kekhawatiran signifikan mengenai keamanan pangan bagi mayoritas populasi dunia, terutama yang berada di garis kemiskinan.
 

Krisis Pangan Hingga Afrika


Krisis pangan ini juga berdampak serius pada wilayah Afrika sub-Sahara, karena wilayah ini adalah salah satu importir beras terbesar. Dengan harga pangan yang naik, akses makanan yang memadai menjadi sulit bagi banyak orang di wilayah tersebut.

Analis Maximo Torero menyatakan bahwa krisis pangan ini sangat menantang bagi Afrika sub-Sahara dan negara-negara lain yang bergantung pada impor beras.

Baca Juga: Di Tengah Krisis Global, Kok yang Kaya Makin Kaya?

Tak hanya itu, tantangan pasokan juga muncul dari produsen utama di dunia karena konflik, pembatasan ekspor, atau kekurangan produksi akibat perubahan iklim.

Kepala Ekonom FAO, Maximo Torero, menyoroti bahwa ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan menjadi lebih kompleks dengan adanya perubahan iklim yang semakin mempengaruhi hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan kerawanan pangan di banyak wilayah dunia.

Untuk menghadapi tantangan krisis pangan ini, langkah-langkah koordinasi global akan menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini secara efektif.

Negara-negara harus bekerjasama untuk mengurangi dampak negatif pada masyarakat yang lebih miskin dan mencari solusi berkelanjutan untuk menjaga kestabilan harga pangan.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi negara-negara untuk mempertimbangkan upaya meningkatkan produksi lokal dan mengembangkan kebijakan pangan yang efektif untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan ini.

Semoga, dengan kerja sama dan inovasi, kita bisa melawan krisis kiamat pangan dan menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua.

Kita harus belajar dari pengalaman ini dan memastikan bahwa makanan, sebagai hak asasi manusia, tidak pernah menjadi barang mahal yang tak terjangkau oleh sebagian besar penduduk dunia.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.