Paris Diserang Kutu Busuk, Apa Penyebabnya?

Kutu busuk di bawah sofa (Foto: BBC)

Kutu busuk di bawah sofa (Foto: BBC)

Like

Media sosial geger karena pemberitaan viral di Paris dan kota-kota sekitarnya. Orang-orang membagikan foto kutu busuk yang mereka temukan di tempat umum.

Wabah kutu busuk telah melanda Paris dan kota-kota Perancis lainnya, memicu gelombang insektofobia. Media lokal hingga internasional memberitakan wabah ini secara luas, mengutip dari BBC.

Namun, faktanya kehadiran kutu busuk yang masif ini bukan semata-mata wabah. Jumlah penampakan kutu busuk telah meningkat selama beberapa minggu terakhir dan tren peningkatan tersebut terjadi beberapa tahun yang lalu.

Jadi tidak tiba-tiba meningkat drastis dalam beberapa hari namun sudah terjadi peningkatan sejak beberapa tahun yang lalu.

“Setiap akhir musim panas kita melihat peningkatan besar jumlah kutu busuk,” kata Jean-Michel Berenger, ahli entomologi di rumah sakit utama Marseille dan pakar kutu terkemuka di Prancis.


“Itu karena orang-orang telah berpindah-pindah selama bulan Juli dan Agustus, dan mereka membawanya kembali ke dalam bagasi.

“Dan setiap tahun, peningkatan musiman lebih besar dibandingkan tahun lalu.”

Kutu busuk sudah menjadi hal yang biasa terjadi di Perancis dan terutama dirasakan oleh penghuni apartemen.

Namun, cuitan orang-orang yang mengatakan menemukan kutu busuk di kursi bioskop dan tergigit di kereta juga belum terbukti benar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kejadian kutu busuk ini menjadi besar karena banyak pihak yang melebih-lebihkan dan tingginya pemberitaan oleh media. 

Cerita-cerita menakutkan tersebar luas di internet dengan sangat cepat sehingga mengubah apa yang dulunya hanya berita biasa di surat kabar menjadi keadaan darurat nasional.


Kenapa Kutu Busuk Menyerang?


Faktanya adalah kutu busuk mulai muncul kembali, dan mungkin sudah terjadi selama 20 atau 30 tahun. Namun hal ini tidak hanya terjadi di Prancis saja, tapi di semua tempat.

Ada beberapa faktor, globalisasi seperti perdagangan peti kemas, pariwisata dan imigrasi adalah yang paling penting. Justru perubahan iklim dapat dikesampingkan. 

Kutu busuk dengan nama latin cimex lectularius adalah makhluk peliharaan. Ia pergi ke mana pun manusia pergi tidak peduli bagaimana cuacanya.

Setelah Perang Dunia Kedua, kutu busuk berkurang jumlahnya secara besar-besaran karena meluasnya penggunaan DDT. Namun selama bertahun-tahun, DDT dan banyak bahan kimia lainnya telah dilarang karena dampaknya terhadap manusia.

Faktor ketiga mungkin adalah menurunnya jumlah kecoa, sebagian besar disebabkan oleh kebersihan rumah. Kecoa adalah predator kutu busuk.

Kalau di Indonesia mungkin bukan kutu busuk tapi kutu kupret kali yak Be-emers wkwkwk

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.