Review Film Agak Laen: Pelajaran Hidup yang Bisa diambil dari Kisah 4 Sahabat!

Instagram: @pilem.agak.laen

Instagram: @pilem.agak.laen

Like

Memang terhitung terlambat, ketika saya baru menonton film Agak Laen di bioskop Mall The Park, Kendari, kemarin, Sabtu (09/03/2024).

Sebenarnya, saya ada sebuah kegiatan kantor di ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut. Namun, di sela-sela waktu, saya datang ke mall itu. Sempat bingung mau menonton yang mana, akhirnya saya pilih film komedi saja. 

Baca Juga: Belajar dari Suksesnya Film Agak Laen, Ini Pentingnya Intellectual Property

Kabupaten Bombana, tempat saya tinggal di Sulawesi Tenggara, tidak memiliki bioskop. Jadi, untuk bisa menikmati film-film terbaru, harus datang ke Kendari yang jaraknya sekitar 3-4 jam perjalanan darat.

Meskipun bisa tertinggal informasi tentang film, bagi saya tidak terlalu masalah juga. Toh, rupanya kalau sudah di Kendari, uang yang keluar bisa lumayan besarnya juga. 


 

Genre Komedi

Saya agak terlambat masuk ke studio. Menurut jadwal, film tersebut diputar jam 14.30, saya baru masuk 10 menit dari waktu tersebut.

Baru awal film, tetapi sampai akhir tidak tertinggal. Termasuk menahan buang air kecil dan tidak membeli makan serta minum, film tersebut memang sangat layak dinikmati bersama keluarga. 

Film Agak Laen ini bercerita tentang empat sahabat, yaitu: Bene, Oki, Jegel, dan Boris. Mereka mengelola sebuah rumah hantu, bersama tukang tiket, yaitu Marlina yang diperankaoleh Tissa Biani. 

Awalnya, rumah hantu tersebut tidak menyeramkan sama sekali. Ketika ada dua pengunjung masuk, mereka malah bertanya, "Ini siapa nih?" Mereka penasaran, itu hantu jenis apa?

Sedangkan ketika yang terakhir muncul, yaitu Oki, dengan kepala gundulnya di jendela, malah dipukul oleh pengunjung tersebut. 
 

Cara Bohong

Oki merupakan mantan narapidana, sebelumnya bekerja sebagai tukang hibur lempar-lemparan bola dari pengunjung, di pasar malam.

Oki mempunyai ide untuk membuat rumah hantu tersebut lebih seram. Namun, jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Nah, dia mempunyai akal untuk menggadaikan sertifikat tanah ibunya.

Harapannya sih supaya bisa terlaksana, dia berpura-pura meminta tanda tangan ibunya. Dikatakan bahwa itu untuk menebus obat, padahal aslinya adalah surat kuasa. 

Baca Juga: Fakta Unik di Balik Film Agak Laen, Tertarik Nonton?

Film memasuki inti dari konflik, ketika ada seorang bapak bernama Gilang yang diperankan Arief Didu masuk ke rumah hantu tersebut dengan alasan menghindari takut ketahuan istrinya.

Waktu itu, Gilang bersama selingkuhannya yang bernama Intan yang diperankan oleh Indah Permatasari. Rupanya, obat sakit jantung Gilang terjatuh.

Jadi, ketika serangan jantungnya kumat akibat ditakut-takuti di dalam rumah hantu, Gilang akhirnya meninggal dunia. 

Empat sahabat Bene, Oki, Jegel, dan Boris, bingung bin kaget dengan Gilang yang meninggal dunia di tempat.

Tanpa pikir panjang, supaya nggak membuat masalah, mereka memutuskan untuk menguburkan Gilang di dalam rumah hantu tersebut.

Awalnya mereka pikir masalah selesai. Namun, ternyata mereka ditakut-takuti oleh hantu Gilang. Justru, kengerian yang dialami empat sahabat itu menjadi semakin mengerikan lagi bagi pengunjung rumah hantu. Alhasil, rumah hantu tersebut makin viral karena divideokan oleh salah seorang pengunjung. 
 

Masalah Semakin Berlarut 

Gilang yang merupakan caleg dari Partai Bergerigi dinyatakan hilang. Jelas, dia dicari karena memang sudah meninggal. Polisi pun dikerahkan untuk menyelidiki. Termasuk menelusuri nomor asing di kontak Gilang.

Nama kontaknya laki-laki, tetapi pesannya pakai "Beb". Rupanya, panggilan "Beb" itu juga ada di kantor polisi tempat istri Gilang melapor. Ini menjadi sajian humor juga. 

Penyelidikan terus dilakukan, sampai menemukan ending yang tidak bisa diceritakan di sini. Empat sahabat tersebut tetap bersama dan apakah nanti ada sekuelnya dari film ini? 
 

Ketika Masalah Muncul

Film ini menawarkan atau mengajarkan setiap masalah itu selalu ada solusinya. Meskipun, solusinya tidak selalu positif, tetapi paling tidak menyelesaikan suatu masalah itu harus dilakukan. 

Horor atau ketakutan itu sebenarnya selalu ada dalam kehidupan manusia. Betapa banyak kita menemukan masalah sehari-hari.

Mulai dari masalah dengan keluarga, pasangan, tetangga, rekan kantor, teman di media sosial, dan lain sebagainya. Rupanya, rumah hantu sebagai simbol horor itu malah justru diminati ketika di dalamnya terasa makin seram.

Itu bisa menjadi bukti bahwa manusia sebenarnya siap untuk menghadapi masalah, resiko nanti kaget, terkejut, atau takut sudah menjadi satu ketika masalah muncul.

Nyatanya, ketakutan yang sering dibayangkan ternyata tidak semenyeramkan itu bukan? Masalah yang kita kira akan menimbulkan efek yang berat, rupanya ringan-ringan saja dan bahkan cukup menghibur.

Kita bisa mengambil hal yang menyenangkan dari masalah tersebut. Saya teringat dengan perkataan Ustadz Berri El Makky, yang dijemput di bandara baru Yogyakarta, bersama teman saya.

Beliau mengatakan bahwa tidak perlu risau dengan hal yang belum terjadi. Selama itu belum terjadi, tidak perlu pusing, cemas, panik, dan perasaan negatif lainnya. 

Film Agak Laen yang memang bergenre komedi menjadi tontonan hiburan di tengah suasana pelik negeri ini. Agak Laen, memperlihatkan bahwa keadaan sekarang memang agak lain dibandingkan zaman dahulu.

Contohnya, dalam dunia pekerjaan. Persepsinya kerja itu, ya, di kantor, dari jam tujuh atau delapan pagi, pulang jam empat atau lima sore.

Namun, sekarang tidak selalu seperti itu. Cukup di kamar atau rumah, pakai daster atau sarung saja, sudah bisa bekerja. Mengendalikan bisnis lewat online. Itu bisa dianggap, "Eh, kok kerjaannya agak laen, ya?"

Begitu pula dengan orientasi hidup yang lain. Apa yang dikatakan orang lain itu belum tentu benar kan? Yang menjalani hidup kita sendiri.

Ada saran, kritik, usul, it's ok. Namun, selama positif dan baik, hidup kita bisa dijalani sesuai kemauan kita. Persepsi orang terhadap hidup kita, wah, agak laen ini, dibiarkan saja, dicuekin saja.

Termasuk orang tua maunya kita kerja di kantor, sebagai PNS misalnya, tetapi kita memilih membangun bisnis sendiri, lalu dicap "Agak Laen". 

Toh, hidup ini jangan dibuat terlalu tegang. Dinikmati saja dengan gembira. Jika terlalu tegang dan menakutkan, jangan sampai nasibnya seperti Gilang yang jantungnya bermasalah.

Obatnya terlupa karena terjatuh, eh, justru ditemukan oleh selingkuhannya. 

___________________________________________________

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung!