Likes
Iktikaf adalah ibadah renungan.
Merenung dalam bulan suci Ramadhan, berpikir dan terus berpikir, apakah tahun depan masih bisa berjumpa lagi? Apakah masih ada umur? Apakah masih ada nafas?Itu yang bisa membuat kita menangis bahwa umur ini memang tidak bisa ditebak. Indahnya iktikaf tersebut sering digerus oleh berbagai godaan dan hambatan.
Misalnya, ketika mau mudik. Ini jelas akan mengganggu iktikaf, karena kita berada dalam perjalanan jauh dan tidak bisa fokus di masjid.
Baca Juga: Hikmah Berpuasa di Berbagai Aspek Kehidupan: Agama, Sosial, dan Budaya
Memang sih, keinginan keluarga itu kadang sulit untuk kita tolak. Istri, anak-anak, orang tua, mertua, mengharapkan kita datang di sana tepat di hari raya Idul Fitri.
Otomatis, harus melakukan perjalanan sebelum hari tersebut. Mudik selain menyenangkan karena akan bertemu keluarga di kampung, juga mendatangkan penderitaan tersendiri.
Tiket sudah sangat melonjak harganya, pengeluaran berlipat, dan para penumpang pun semakin padat. Kita rindu untuk bisa iktikaf secara full. Kapan, ya?
Iktikaf tidak hanya diganggu oleh rencana mudik, tetapi juga pekerjaan yang masih belum selesai. Ada lembur-lembur yang justru meningkat menjelang berakhirnya bulan Ramadhan.
Siang belum selesai, terpaksa malam pun dikerjakan. Jika pekerjaan tidak dibawa di kantor, kita sendiri yang harus datang di kantor pada malam hari. Iktikaf pun jadi tidak maksimal, atau malah tidak bisa dilakukan.
Lalu, solusinya bagaimana? Adakah pemecahan dari masalah tersebut? Tentunya ada dong! Cara ini termasuk dahsyat bin luar biasa! Apakah itu? Sebentar, ganti subjudul dahulu.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.