Kisah Hidup Paul Alexander Lelaki yang Hidup dengan Paru-Paru Besi

Like

Kisah Paul Alexander 

Paul Richard Alexander lahir pada tanggal 30 Januari 1946. Pada usia enam tahun, dia didiagnosis menderita polio pada tahun 1952.

Karena polio, dia lumpuh dari leher ke bawah dan harus menggunakan paru-paru besi untuk bernapas secara mandiri.

Paru-paru besi yang pertama kali ia gunakan disebut “old iron horse” atau yang biasa diesebut dengan kuda besi tua. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Mantan Sopir Taksi yang Kini Jadi Orang Terkaya Nomor Dua di Korea Selatan

Melalui alat tersebut, Paul dapat bernafas dengan baik kembali. Tubuh Paul Alexander dibungkus dengan tabung berbentuk silinder dari bawah ke leher selama 70 tahun sampai dia menutup usia. 


Alat tersebut membantu Paul menyedot udara keluar dari silinder, dan membuat paru-parunya mengembang serta menghirup udara.

Kemudian udara dimasukkan kembali ke dalam paru-paru. Hingga akhirnya, Paul Alexander bisa belajar untuk bernapas sendiri.

Dirinya tidak diharapkan dapat bertahan lama di paru-paru besi, seperti pada umum nya para penderita polio yang ditempatkan di sana.

Namun, Paul bisa bertahan selama beberapa dekade, jauh setelah penemuan vaksin polio yang berhasil membunuh penyakit ini di Barat pada tahun 1950-an.

Baca Juga: Passionmu Kelihatan Remeh? Simak Kisah Inspiratif J.K. Rowling

Pada tahun 1960-an, paru-paru besi mulai ditinggalkan karena kemajuan dalam kedokteran. Namun demikian, Paul Alexander tetap tinggal di dalam iron lung karena dirinya sudah terbiasa dengan benda tersebut.

Meskipun Paul memiliki keterbatasan dalam menggerakan badan nya, Paul Alexander sudah menempuh pendidikan dengan baik dan lulus sekolah menengah atas hingga kemudian kuliah di Southern Methodist University.

Pada tahun 1984, ia mendapatkan gelar sarjana hukum dari University of Texas di Austin. Dua tahun kemudian, dirinya pun diakui sebagai pengacara dan telah berpraktik selama beberapa dekade.

Melansir dari laman tirto.id, Paul Alexander juga membuat sebuah karya, dimana dalam memoar yang sudah dirilis pada tahun 2020 berjudul "Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung",

Paul Alexander menceritakan bahwa dia membutuhkan waktu delapan tahun untuk menulis dengan menggunakan tongkat plastik untuk mengetik di atas papan ketik dan mendiktekan nya kepada seorang temannya.

Sebelum Paul wafat, selama beberapa tahun ini dirinya terlihat begitu aktif di sosial media, khususnya media sosial Tiktok.

Paul juga pernah mengatakan dalam sebuah video yang telah ditonton lebih dari lima puluh juta kali bahwa meskipun dia sedang sakit, dia ingin melakukan banyak hal.

Dia juga mengatakan bahwa dia selalu ingin menginspirasi orang lain.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.