Manfaat Puasa dalam Mencegah Burnout: 3 Cara Mudah yang Bisa Kamu Terapkan!

pexels-energipiccom

pexels-energipiccom


Kelelahan dalam bekerja seringkali menimbulkan “burnout” atau rasa stres. Fisik lelah , akhirnya menjalar pada kelelahan emosi. Kadang-kadang efek samping yang sering timbul adalah marah-marah.

Namun, ada satu penelitian yang justru melihat bahwa mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan memiliki banyak manfaat. Salah satunya bermanfaat untuk menangani gangguan psikologis seperti depresi ringan, kecemasan, dan insomnia. 

Baca Juga: Kisah Hidup Paul Alexander Lelaki yang Hidup dengan Paru-Paru Besi

Puasa dan praktik spiritual memungkinkan membuat individu-individu untuk bertahan dan mengatasi kekhawatiran. Hasilnya mencapai keadaan tenang.

Puasa dan ibadah yang mengikutinya seperti Tarawih, selama bulan Suci Ramadhan meningkatkan komunikasi dan interasksi sosial antar manusia.


Puasa diyakini menghasilkan pelepasan hormon endorfin, yaitu hormon kebahagiaan yang dilepaskan secara alami oleh tubuh.

Pasien dengan tingkat depresi ringan hingga sedang yang berpartisipasi dalam aktivitas tersebut cenderung tersingkir dari gaya hidup terpencil.

Justru sebaliknya, mereka mulai berpikir positif tentang diri mereka dan orang lain di sekitar mereka.

Bayangkan 6 persen dari populasi dunia menderita depresi, diperkirakan 350 juta orang dari segala usia menurut organisasi kesehatan dunia. 

Baca Juga: Ramai Cinta Segitiga! Inilah 5 Fakta Hubungan Asmara Han So Hee, Ryu Jun Yeol, dan Lee Hyeri

Studi penelitian mengungkapkan bahwa puasa  membantu pengendalian diri dan pengelolaan marah lebih baik dari individu yang mudah marah.

Bagi mereka yang melakukan salat sunnah “Qiyam al-Layl” di bulan Ramadhan, akan membawa ketenangan pikiran dan membantu mengekang rasa  frustrasi yang terkait dengan beban dan tekanan hidup.

Penelitian internasional telah mengungkapkan bahwa puasa punya dampak positif yang besar pada individu yang menjalani pengobatan terapeutik untuk kecanduaan dan penyalahgunaan zat. 

Alasannya adalah ibadah ini mendorong pribadi dan pelaku untuk perubahan perilaku positif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik spiritual  mengakibatkan perubahan struktural pada otak di area yang berhubungan dengan depresi, sehingga memiliki  faktor pelindung.