Tips Anti Gagal dalam Membangun Hubungan Pernikahan, Anti Cerai dan KDRT!

Pernikahan.. sumber gambar: Pixabay com

Pernikahan.. sumber gambar: Pixabay com

Like

Pernikahan dianggap sebagai bagian dari kehidupan yang suci harus didekati dengan rasa hormat dan tanggung jawab. 
 
Meski demikian, saat ini, sangat viral perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga.Sama dengan keahlian dalam mengasah bakat, pernikahan pun perlu latihan agar semakin baik dan terus baik.
 
 

Tips Mempertahankan Rumah Tangga yang Awet!

1. Tidak ada pasangan yang sempurna.

Pesan orang tua dahulu sebelum menikah adalah, tidak ada pasangan yang sempurna. Jadi ketika kita menemukan kelemahan pada pasangan kita saat ini, ingatlah, nanti ketika kita ganti pasangan yang baru pun, akan menemui lagi kelemahan dari pasangan yang baru tersebut 



2. Perbaiki diri sendiri.

Bukan hanya soal agama, tapi sudah layakkah kita menuntut pasangan kita untuk berubah ini dan itu, sementara kita masih dalam tahap seperti ini, standar.

Toh, tidak ada salahnya kita berubah menjadi lebih baik karena terus melatih kesabaran, lebih hemat karena kondisi keuangan terbatas, lebih rajin karena belum bisa menggaji asisten, dan lain-lain.

Baca Juga: Mengenal Mepamit, Tradisi Adat Bali yang Dilakukan Mahalini dan Rizky Febian Sebelum Menikah




3. Benarkah tidak ada kebaikan satupun pada pasangan kita?

Sama dengan hal di atas, kita merasa sudah yang paling baik, ini dan itu. Tapi coba tengok pasangan kita, tidak adakah satu pun kebaikannya? Mungkin lebih perhatian. 


 

4. Belajar ilmu pernikahan.

Baik ilmu agama pernikahan, ilmu psikologi pernikahan, psikologi pasangan, atau ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan pernikahan. Itu, sangat membantu menjaga kesehatan keluarga.

 

5. Sementara, turunkan standar kita terlebih dahulu.

Setiap orang, mungkin mematok harapan dan punya angan-angan nanti setelah menikah aku akan seperti ini dan itu, punya ini dan itu, atau minimal bisa beli ini dan itu seperti layaknya ketika kita masih sendiri.

Namun setelah menikah, mungkin akan kaget dengan realita, bahwa produk yang biasa bisa kita beli ketika kita masih sendiri, harus turun kelas kualitas dan harganya setelah kita menikah.

Ini karena sementara uang harus dibagi dulu untuk anak, atau bahkan sementara untuk suport atau modal pasangan kita yang sedang berada di titik terendah.

Baca Juga: 4 Pelajaran dari Drama Queen Of Tears untuk Kehidupan Pernikahan

Meski demikian, tentu tidak ada yang ingin dirugikan, tetap sah kok, komunikasi tentang ganti rugi tersebut. Contoh, sementara kamu menanggung biaya hidup ketika pasangan di titik terendah, pasangan siap memberikan harta benda tinggalan orang tua untuk kita sebagai gantinya.

Tapi sebenarnya itu jangan dijadikan patokan utama,nanti kita akan kecewa dan sakit hati lagi. Jadikan itu penyemangat untuk berbuat baik saja. Kalau rejeki tidak kemana.