Bank Indonesia Catat Aliran Dana Asing Masuk Sebesar Rp22,06 Triliun di Pasar Keuangan Indonesia

Ilustrasi Bank Indonesia (Sumber gambar: gurupendidikan.co.id)

Ilustrasi Bank Indonesia (Sumber gambar: gurupendidikan.co.id)

Like

Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran dana asing masuk ke pasar keuangan Indonesia sebesar Rp22,06 triliun berdasarkan data transaksi dari 13 hingga 16 Mei 2024.

Aliran dana tersebut merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia di tengah dinamika pasar global.

Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, merinci bahwa aliran dana asing ini terdiri dari beli neto sebesar Rp5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

"Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen hingga 16 Mei 2024, nonresiden mencatatkan jual neto Rp42,27 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp53,18 triliun di SRBI," jelas Erwin melalui keterangan tertulis yang dikutip dari IDXChannel.com.

Aliran dana asing masuk sebesar Rp22,06 triliun menunjukkan minat yang signifikan dari investor asing terhadap instrumen-instrumen keuangan di Indonesia.


Pembelian neto di pasar SBN sebesar Rp5,30 triliun mencerminkan kepercayaan investor terhadap keamanan dan imbal hasil yang ditawarkan oleh instrumen utang pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Tren Nge-Jurnal untuk Redakan Gejala Depresi, Mau Coba?

Meskipun pasar saham mengalami jual neto sebesar Rp2,40 triliun, dinamika ini dapat dianggap sebagai bagian dari proses rebalancing portofolio yang wajar di kalangan investor.

Di sisi lain, pembelian neto yang besar di SRBI sebesar Rp19,17 triliun menunjukkan bahwa instrumen ini menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang investasi dalam mata uang rupiah. SRBI, sebagai instrumen yang diterbitkan oleh BI, menawarkan keamanan dan likuiditas tinggi.

Selain aliran dana asing, data BI juga menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp15.920 per dolar AS (USD) pada 16 Mei 2024. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia dengan tenor lima tahun tercatat sebesar 68,98 basis poin (bps), turun dari posisi 10 Mei 2024 yang sebesar 71,58 bps.

Penurunan ini mencerminkan persepsi risiko yang lebih rendah terhadap ekonomi Indonesia di mata investor global.