sumber gambar: idntimes.com
Likes
Be-emers! Saat ini pernyataan, "Orang miskin dilarang kuliah," bukan sekadar ungkapan hiperbola akan tetapi realitas yang terjadi di negara kita tercinta, Indonesia.
Lonjakan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga delapan kali lipat di beberapa perguruan tinggi negeri sangat menyakiti hati.
Bukan hanya itu, di saat gelombang protes dari mahasiswa mengenai biaya kuliah yang mahal ini, pemerintah justru terkesan lepas tangan.
Terlebih pernyataan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Tjitjik Sri Tjahjandarie, yang benar-benar membunuh kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dengan menyatakan, kuliah bterkanlah kewajiban melainkan kebutuhan tersier.
Padahal biaya kuliah mahal tidak menjamin setelah lulus akan langsung bekerja. Hal ini tentu menjadi polemik tersendiri.
Fenomena ini semakin diperbincangkan di media sosial. Banyak orang tua dan calon mahasiswa mempertimbfaangkan untuk kuliah di luar karena mahalnya biaya pendidikan tersebut.
Padahal biaya mahal tidak menjamin setelah lulus akan langsung mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang.
Baca Juga: UKT Dinilai Mahal, Berapa Biaya Untuk Meraih Gelar S1?
Terlepas dari faktor-faktor yang menyebabkan mahalnya pendidikan di dalam negeri, kuliah di luar menjadi pertimbangan yang masuk akal.
Mengingat di beberapa negara tetangga, biaya pendidikan dan biaya hidup dinilai lebih terjangkau.
Terlebih kualitas pendidikan di sana lebih tinggi dan maju dibandingkan dengan di Indonesia. Sebut saja seperti Turki, Thailand, Jerman dan beberapa negara lainnya.
Akan tetapi Be-emers harus pertimbangkan matang-matang jika kuliah di luar negeri.
Lonjakan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga delapan kali lipat di beberapa perguruan tinggi negeri sangat menyakiti hati.
Bukan hanya itu, di saat gelombang protes dari mahasiswa mengenai biaya kuliah yang mahal ini, pemerintah justru terkesan lepas tangan.
Terlebih pernyataan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Tjitjik Sri Tjahjandarie, yang benar-benar membunuh kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dengan menyatakan, kuliah bterkanlah kewajiban melainkan kebutuhan tersier.
Padahal biaya kuliah mahal tidak menjamin setelah lulus akan langsung bekerja. Hal ini tentu menjadi polemik tersendiri.
Fenomena ini semakin diperbincangkan di media sosial. Banyak orang tua dan calon mahasiswa mempertimbfaangkan untuk kuliah di luar karena mahalnya biaya pendidikan tersebut.
Padahal biaya mahal tidak menjamin setelah lulus akan langsung mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang.
Baca Juga: UKT Dinilai Mahal, Berapa Biaya Untuk Meraih Gelar S1?
Terlepas dari faktor-faktor yang menyebabkan mahalnya pendidikan di dalam negeri, kuliah di luar menjadi pertimbangan yang masuk akal.
Mengingat di beberapa negara tetangga, biaya pendidikan dan biaya hidup dinilai lebih terjangkau.
Terlebih kualitas pendidikan di sana lebih tinggi dan maju dibandingkan dengan di Indonesia. Sebut saja seperti Turki, Thailand, Jerman dan beberapa negara lainnya.
Akan tetapi Be-emers harus pertimbangkan matang-matang jika kuliah di luar negeri.
Komentar
23 May 2024 - 09:22
Sekarang ngeri-ngeri sedap dengar UKT dan Uang Pangkal untuk kuliah
21 May 2024 - 20:43
saya juga pengen kuliah diluar negeri