Resign Demi Jadi Content Creator, Worth It Enggak?

Like

Setelah itu, kamu akan direview apakah kamu se-berpengaruh itu untuk bisa menarik orang mengklik iklanmu. Kalau semuanya sudah komplit, nantinya gaji kamu akan di transfer tanggal 21-26 setiap bulannya.
         
Masih kurang? Kamu bisa menambah pundi-pundi kekayaanmu dari endorsement, brand ambassador maupun sebagai speaker di berbagai event. Tapi, ini enggak bisa sembarangan.

Selain kamu harus cukup dikenal luas di masyarakat dan pebisnis, kamu harus bisa sejalan dengan brand atau perusahaan yang akan merekrutmu.

Bayarannya pun bervariasi tergantung dari value dan impact yang kamu hasilkan. Biasanya semakin tinggi impresimu, semakin tinggi bayaran yang kamu dapatkan.
       
Tapi, dibalik gaji yang sebesar itu, para content creator harus terus kreatif memproduksi content yang berkualitas sesuai kebutuhan niche mereka.


Tidak hanya dari isi kontennya, tapi juga secara teknis. Makanya, gak heran, banyak dari mereka rela membeli HP, kamera, tripod, handycam, microphone, lighting dan berbagai properti lainnya berharga puluhan juta demi menunjangnya.
       
Kita ambil contoh kak Patricia Wulandari. Sebagai content creator bebukuan di Youtube, kak Patty biasa disapa, harus merogoh kocek 2 hingga 4 juta-an untuk membeli microphone merk Røde.

Belum lagi harga soundcard, headphone, audio interface, lighting dan peredam suara yang rata-rata harganya sekitar 5 hingga 10 jt-an. Backdrop serta dekorasinya juga lumayan bikin mengkis-mengkis yakni sekitar 300 ribu sampai 3 juta-an tergantung ukuran dan jenisnya.
     
Lalu, perkara tempat syutingnya, apakah kamu mau sewa studio atau di rumah saja.  Kalau di studio, biasanya mematok harga minimal 500 ribu per jamnya.

Baca Juga: Pentingnya Detoksifikasi Sosial Media untuk Konten Kreator

Kalau di rumah memang terkesan lebih hemat biaya, tapi masalahnya adalah apakah rumahmu sudah cukup ‘keren, berkelas dan photogenic’ untuk menarik audiens menonton kontenmu?

Karena netizen kita tipikal yang auto skip begitu mereka lihat tempat syutingnya kurang proper. Gak heran sih, dimana-mana kan lihat visual dulu kan baru lanjut liat isinya?
     
Ya emang benar sih, kalau dilihat-lihat, penghasilan mereka benar-benar menggiurkan. Tapi, sebelum kamu memutuskan resign demi full ngonten kayak Kak Ghania, pikirkanlah dulu apakah uangmu sudah cukup untuk modal ngonten?

Selanjutnya, bagaimana cara kamu memaintain keeksisanmu di dunia itu selama bertahun-tahun ditengah gempuran kreator-kreator baru juga algoritma yang berubah-ubah?

Kalau kamu merasa sudah mampu secara finansial dan mampu menghandle bisnisnya, let go ahead. Tapi kalau tidak, lebih baik kamu jadikan kerjaan sampingan saja.









----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung