Indonesia Makin Deket dengan Rusia, Ada Rencana Bikin Kolaborasi PLTN Bareng?

Indonesia pererat kerja sama dengan Rusia untuk bantu PLTN dan jalur penerbangan (Sumber gambar: iStockphoto/zhongguo)

Indonesia pererat kerja sama dengan Rusia untuk bantu PLTN dan jalur penerbangan (Sumber gambar: iStockphoto/zhongguo)

Like

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mencanangkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). PLTN tersebut ditargetkan akan rampung pada tahun 2032 mendatang.

Pembangunan PLTN ini masih dalam skala yang kecil. Rencananya, PLTN tersebut dibangun di Pulau Gelasa, Bangka Belitung yang dikelola oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon.

 

Strategi Pemerintah Gandeng Rusia Guna Kembangkan PLTN

Sejumlah strategi baik internal maupun eksternal disusun oleh Kementerian ESDM guna membantu dalam pembangunan dari PLTN tersebut.

Untuk strategi internal, PLTN telah menggandeng BRIN yang fokus kerja samanya mengenai teknologi, sumber daya manusia, dan sarana serta prasarana.

Dari sisi eksternal, Kementerian ESDM bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menggandeng Rusia untuk melakukan kerja sama di bidang nuklir. 

Dalam hal ini, Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bersama petinggi dari perusahaan nuklir terkemuka di Rusia bernama JSC Rosatom.


Baca Juga: Hati-Hati, Hacker Bisa Eksploitasi Plugin Chrome untuk Mencuri Jutaan dari Akun Binance

Pada pertemuan tersebut, Menteri Perekonomian menyampaikan berbagai perencanaannya terkait dengan pengembangan PLTN di Indonesia.

Dilansir dari bloombergtechnoz.com, perencanaan dari kerja sama tersebut selain untuk mengembangkan energi nuklir, tetapi juga sebagai pemasok dari kebutuhan energi listrik dalam negeri yang ramah lingkungan.

Di bidang non energi, pemerintah juga ingin adanya kolaborasi teknologi yang akan digunakan untuk keperluan kesehatan dan pertanian. 

Kolaborasi dengan Rusia ini juga merupakan bentuk komitmen Kementerian ESDM untuk mewujudkan dan memenuhi target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) sebesar 23% pada tahun 2025, serta 31% di tahun 2050 mendatang.