Ganefo, Antitesis dari Olimpiade dan Warisan dalam Olahraga Internasional

Indonesia pernah menginisiasi gelaran olahraga selevel dengan Olimpiade yang diberinama Ganefo atau Games of the New Emerging Forces. (Sumber: Wikimedia Commons)

Indonesia pernah menginisiasi gelaran olahraga selevel dengan Olimpiade yang diberinama Ganefo atau Games of the New Emerging Forces. (Sumber: Wikimedia Commons)

Like

Pembukaan Olimpiade Paris 2024 menuai banyak perbincangan mulai dari pelaksanaan yang tidak berada di dalam stadion hingga kontroversi parodi yang ditampilkan dalam acara. Dalam konteks sejarah, Indonesia pernah menginisiasi gelaran olahraga selevel dengan Olimpiade yang diberinama Ganefo atau Games of the New Emerging Forces.

Ganefo diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada 1963 sebagai tandingan langsung terhadap Olimpiade yang dianggap terlalu dipengaruhi oleh politik negara-negara Barat dan International Olympic Committee (IOC). Sebagai salah satu saksi sejarah, Gelora Bung Karno menjadi lokasi penyelenggaraan Ganefo yang dimulai pada 10 November 1963 dengan diikuti 2.700 atlet dari 47 negara.

Pertandingan ini didesain untuk memperlihatkan solidaritas antara negara-negara berkembang dan sebagai respons terhadap pengecaman IOC terhadap Indonesia yang melarang partisipasi Taiwan dan Israel dalam Asian Games IV.

Baca Juga: Mengunjungi Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman: Wisata Sejarah seorang Pahlawan

Ganefo dibangun di atas prinsip bahwa olahraga dan politik tidak dapat dipisahkan. Soekarno menegaskan bahwa IOC telah menjadi alat imperialisme dan kolonialisme, sehingga diperlukan alternatif yang dapat mencerminkan aspirasi negara-negara berkembang.


Ganefo tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga festival kebudayaan yang melibatkan tur ke berbagai wilayah Indonesia, memberikan pengalaman yang mempererat hubungan antarnegara.

Walaupun hanya diadakan sekali secara penuh dan satu edisi Asia di Kamboja pada tahun 1966, Ganefo berhasil menunjukkan bahwa olahraga bisa menjadi alat untuk tujuan politik yang lebih besar.

Ganefo juga mempengaruhi perubahan dalam aturan olahraga internasional, di mana IOC mulai mengakui bahwa politik tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari olahraga.

Contohnya, setelah Ganefo, IOC mulai memberlakukan larangan partisipasi Afrika Selatan di Olimpiade Tokyo 1964 sebagai respons terhadap politik apartheid.

Ganefo menjadi landasan utama dalam mengumpulkan kekuatan negara-negara yang termasuk dalam Nefo. Dengan keberhasilan Indonesia menarik perhatian dunia, negara ini diakui sebagai simbol perlawanan terhadap imperialisme.

Meski dalam situasi terbatas, Indonesia mampu mengadakan acara internasional dengan penuh kesungguhan dan tekad, membuktikan bahwa sesuatu yang tampaknya mustahil bisa dicapai, sejalan dengan semboyan Ganefo, "On Ward! No Retreat!"