Mengajarkan Keuangan pada Anak: Berbisnis, Berbagi, dan Berinvestasi

Mengajarkan keuangan pada anak. Sumber gambar: Adobe Express

Mengajarkan keuangan pada anak. Sumber gambar: Adobe Express

Like
Mengajarkan keuangan pada anak itu penting. Hal ini karena agar anak dapat mengerti dan memahami keuangan dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang uang, mulai sekarang hingga saat mereka sudah dewasa.
 
Mengajarkan keuangan pada anak-anak juga akan mengurangi kerentanan terhadap kesalahan atau keterlibatan dalam praktek keuangan yang buruk.

 

Berbisnis, Berbagi, dan Berinvestasi

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengajarkan keuangan pada anak, namun secara garis besar beberapa ahli keuangan membaginya menjadi tiga, yaitu bisnis, berbagi, dan berinvestasi.
 

Berbisnis

Meskipun tidak bisa instan, dan harus melalui proses jatuh bangun terlebih dahulu, tetapi bisnis akan menghasilan uang. Bisnis juga berarti mengajarkan anak agar cerdas mengelola uang.
 
Mengajarkan bisnis pada anak dapat dilakukan sejak sebelum usia 12 tahun. Contoh sederhana mengajarkan anak berbisnis adalah dengan cara memberi uang Rp 10.000,- dalam bentuk barang.

Baca Juga: Mengenalkan Investasi pada Anak Sejak Dini ala Buku Rich Dad Poor Dad

Minta ia untuk menjual barang tersebut. Kemudian evaluasi, untung, kembali modal, atau rugi. Kalau belum bisa apa-apa atau gagal, tidak apa-apa.

Diulangi lagi untuk diajari berbisnis hingga tiga lagi. Jika sampai tiga kali belum juga memutar uang atau menghasilkan keuntungan, maka anak itu dianggap belum bisa mengelola uang. Dan yang harus tetap dipegang oleh wali atau orang tuanya.
 
Terus dilatih dengan sabar hingga dia mampu memutar atau mengelola uang tersebut. Jika dia sudah mampu mengelola uang tersebut, maka dia sudah boleh memegang uang yang menjadi haknya.