Tuhan Tidak Pernah Resesi

Ilustrasi banjir rezeki (Sumber gambar: Pexels)

Ilustrasi banjir rezeki (Sumber gambar: Pexels)

Like

Resesi ekonomi 2020 mengancam Indonesia, menyusul Amerika Serikat, Korea Selatan, Jerman, Singapura, dan Hongkong yang telah terlebih dahulu resesi karena Corona. Banyak perusahaan dan para wirausaha merugi sehingga terpaksa gulung tikar.

Sementara para pekerja, terancam atau bahkan telah di-PHK. Kini mereka semua sama-sama berusaha menambah pemasukan atau setidaknya bertahan, bertahan dari tekanan ekonomi yang semakin menggila sekaligus menahan diri dari menghujat atasannya atau presiden dan pemerintah.

Menariknya, kondisi yang istimewa selalu melahirkan orang-orang yang istimewa pula. Pak ST, misalnya. Sepintas, kehidupan Pak ST tampak biasa.

Bisnis sablon kaosnya juga diguncang Corona, sehingga dia harus beralih ke strategi digital marketing untuk mendongkrak penjualan. Namun, Anda akan terkesima begitu mendapati namanya masuk jajaran agen kurban terbaik se-Indonesia di tempat kami bekerja.

Atas prestasinya tersebut, ia diminta untuk berbagi kiat sukses pada para agen lain agar dapat menjual hewan qurban sebanyak-banyaknya. Saat itu, Pak ST menduduki posisi ke-3, sambil mengajarkan tips jualan online yang baik, dia sesumbar sebentar lagi akan naik ke posisi ke-2.


Wow, PD sekali,” pikir saya, yang hingga detik itu gagal menjual sapi atau kambing kurban seekor pun. Namun, dia berhasil membuktikannya.

Agen terbaik ke-2 dengan total transaksi senilai 111 jutaan itu kini telah disalipnya. Alhasil, namanya lah yang kini menduduki posisi terbaik ke-2 pada laporan final penjualan hewan kurban di sana.

Pak ST pun berbagi rahasianya sehingga sukses jualan online, yang membuat saya semakin ternganga. Strategi bisnis online yang dilakukannya itu ternyata memadukan antara  “ikhtiar akhirat” dan ikhtiar dunia.

Ikhtiar dunianya tak jauh dari teori digital marketing pada umumnya. Ikhtiar akhiratnya pun demikian. Namun, sulit dilakukan terutama pada kondisi pandemi seperti sekarang, yaitu:

1.    Bersedekah rutin tiap berangkat salat Subuh ke masjid,
Pak ST berpesan, bersedekahlah yang ikhlas, jangan mengharap closing. Biarkan Allah yang mengatur dari mana atau berupa apa rezeki Anda.
2.    Salat Dhuha rutin minimal 2 rakaat, dan
3.    Salat tahajud

Ketiga cara ini tak hanya mengantarkannya sukses sebagai agen kurban terbaik se-Indonesia, tetapi juga dari afiliasi mancanegara, seperti Clickbank, Amazone, Jvzoo, dan Aliexpress.

Jika sebelum munculnya virus Corona di Indonesia, pendapatan normal sablon kaosnya hanya 2-5 jutaan. Kini, dari jual hewan kurban saja, pendapatannya sudah 27 jutaan.

Sedangkan dari afiliasinya, ia berhasil meraup pendapatan sebesar 800-2000 dolar per bulan. Itu pun belum termasuk hasil dari usaha sampingannya yang lain yang katanya memberi income tak terhingga.


Hewan Qurban (Sumber: Aksi Cepat Tanggap)
 

Hewan Qurban (Sumber: Aksi Cepat Tanggap)


Pak ST mengaku tetap optimis walau kondisi tengah pandemi. Ia malu jika harus mengeluh karena omzet sablonnya menurun, padahal sudah 9 tahun sablonnya banjir order.

“Saya menggeluti usaha sablon ini sudah 10 tahun, sedangkan pandemik belum ada setahun. Sudah sembilan tahun saya menerima order berlimpah, malu jika pada tahun ke sepuluh ini mengeluh hanya karena omzet menurun. Yang penting tetap positif, terus mencari peluang, sambil rajin bersedekah,” terang Pak ST.

Bersedekah telah menjadi bagian dari keseharian Pak ST. Selain suka memberi makan tetangga dan tukang sampah, Ia juga suka memberi kaos, membantu tenaga, atau lainnya. Menurutnya, sedekah itu lah yang menghindarkannya dari pailit sekaligus melancarkan urusannya.

“Orang yang bakhil pasti pailit, sedangkan yang rajin sedekah pasti sanggup bertahan. Dari 10 orang bakhil yang saya amati, 6-8 di antaranya pailit, sementara 2-4 sisanya memang masih bertahan namun harus berganti bisnis. Sebaliknya, usaha milik para pegiat sedekah tetap eksis sampai sekarang, meskipun omzetnya berkurang,” sambungnya.

Tak ada yang tahu kapan pandemi Covid 19 akan berakhir. Bahkan, dikutip dari laman Bisnis.com, tren persentase positif (positivity rate) Corona di Indonesia malah meningkat, jauh di atas standar WHO.

Jika batas aman (normal positivity rate) menurut WHO adalah 5 persen, hasil di Indonesia sudah mencapai 13,3 persen. Itu artinya, masa-masa ketidakpastian masih akan berkepanjangan.

Masa-masa seperti itu semakin menguji kita, apakah kita bergantung kepada pekerjaan ataukah kepada Tuhan. Mungkin saja Indonesia akan mengalami resesi ringan sesuai analisis dari Ekonom senior INDEF Faisal Basri, dikutip dari Bisnis.com.

Tetapi ingat, Tuhan tidak pernah resesi. Tuhan Maha Kaya. Semakin dekatkan diri kepada Tuhan dan memohonlah kepada-Nya.

Disinggung tentang rezekinya yang tetap mengalir deras saat pandemi, Pak ST menjawab santai. “Tagline yang tepat untuk pandemi saat ini selain sedekah adalah your brain is miracle,” pungkasnya.


Sumber:
https://money.kompas.com/read/2020/08/02/131100126/daftar-5-negara-yang-masuk-jurang-resesi?page=all

https://kabar24.bisnis.com/read/20200730/15/1273100/gawat-positivity-rate-corona-di-indonesia-133-persen-jauh-dari-standar-who

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200730/9/1273264/resesi-kala-pandemi-covid-19-dan-krisis-keuangan-1998-mana-yang-lebih-parah-


Wawancara dari kisah nyata Pak Trade