Peringatan 17-an di Karang Bahagia; Dari Asyiknya Lomba Hingga Makan-Makan

Like

Lomba perkelompok yang baru diadakan tahun ini adalah lomba estafet air, di mana peserta harus melempar air ke belakang tanpa melihat posisi temannya.

Dalam lomba ini, pelempar membutuhkan kepercayaan bahwa temannya di belakang akan bertanggung jawab dengan tugasnya.

Sementara penangkap harus fokus dan cepat dalam menangkap air yang dilempar agar dapat menerima lemparan selanjutnya tepat waktu, sehingga air dalam plastik tidak jatuh ke tanah.

Selain lomba perkelompok, juga ada lomba perorangan seperti lomba ketahanan fokus, memindahkan bendera, makan kerupuk dll. Lomba unik dan pertama kali dilakukan di ganga kami adalah lomba ketahanan fokus.

Dalam lomba ini, peserta harus fokus mendengarkan perintah dari operator. Ketika operator lomba berkata "maju" dan, "mundur."


Namun ada aturan tertentu yang harus diikuti. Perintah maju hanya boleh dilakukan ketika peserta berada di luar lingkaran, sehingga ia masuk lingkaran ketika melompat maju. Jika perintah maju diberikan saat peserta berada dalam lingkaran, maka peserta harus tetap diam di tempat.

Baca Juga: Mengenang Soe Hoek Gie, Anak Muda dengan Idealisme yang Menginspirasi

Begitu pula dengan perintah mundur, hanya boleh diikuti untuk bergerak ke luar lingkaran, dan tidak boleh dilakukan ketika peserta sudah berada di luar lingkaran.

Lomba-lomba tersebut bukan hanya sekadar hiburan atau euforia, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam.

Seperti makna perjuangan, tanggung jawab, dan lain-lain. Dengan mengikuti lomba-lomba tujuhbelasan, anak-anak belajar bagaimana berjuang meraih kemenangan dan menunjukkan sportivitas.

Pemenang akan merasa bangga tetapi tetap rendah hati. Sementara yang kalah diharapkan tetap semangat dan ikhlas menerima kekalahan tanpa rasa sakit hati.