Penipuan Lowongan Kerja, Begini Modusnya!

Penipuan lowongan kerja dimanfaatkan untuk pelaku kejahatan menipu orang yang sedang membutuhkan pekerjaan (Foto Freepik.com)

Like

Andaikata Anda sedang mencari pekerjaan karena kena PHK. Lalu, membaca adanya lowongan kerja di Media sosial.  Apa reaksi Anda?

Pasti tergiur untuk melamar bukan?   Apalagi jika persyaratannya begitu mudah dan kelihatan representatif.

Saat ini ada komplotan penipu yang berkedok mencari pekerja dan buka lowongan kerja. Pencari kerja itu mengatas-namakan jejaring PT.KTT, dengan kantor pusat di Kalideres Jakarta Barat dan cabang-cabanya tersebar mulai dari Cabang Tambun Selatan, Kab. Bekasi, Cabang Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Cabang Duren Sawit, Jakarta Timur dan Cakung , Jakarta Timur.

Persyaratannya mudah dan tanpa harus mengharuskan melampirkan ijazah. Dokumen bisa menyusul, namun perusahaan yang akan melakukan wawancara berbeda dengan entitas usaha pada undangan lowongan pekerjaan.

Pelamar diiming-imingi langsung kerja dengan gaji Rp.4.5 juta-Rp.5,2 juta per bulan dengan fasilitas mes, bonus bulanan dan akses internet.


Namun, selesai wawancara, pelamar dikenakan pungutan biaya jaminan sebesar Rp1,3-Rp1,7 juta. Selesai menyetor, pelamar diminta kantor pusat atau penyalur tenaga kerja lain untuk penempatan kerja. 

Padahal saat wawancara dinyatakan sudah diterima kerja. Kenyataannya ketika pelamar pergi ke tempat perusahaan yang ditunjuk, tidak ada perusahaan tersebut. 

Bahkan, jika mereka tidak mau datang ke perusahaan yang ditunjuk, uang jaminan mereka akan hangus atau hilang.

Baca Juga: Management Trainee vs Jalur Karir Lainnya: Mana yang Lebih Baik untuk Masa Depan Kamu?
 

Korban penipuan:

Seorang bernama S (nama samara) dengan semangatnya datang PT. KTT.  Dia ingin melamar sebagai staf administrasi di sebuat restoran Jepang.

Setelah dia memasukkan lamaran, dia diundang datang untuk datang ke  kantor Pusat Restoran itu di Kompleks Kirana, Cipinang, Jakarkta Timur.

Ketika dia sampai di situ, ada seorang perempuan yang mewancarai. Tawaran yang diberikan untuk gaji sebesar Rp4,9 juta per bulan. 

Dijanjikan fasilitas tambahan uang transport sebesar Rp700.000 per bulan. Sayangnya, pewancara mengatakan bahwa untuk tahap selanjutnya, pelamar harus menyetor sebesar Rp1, 7 juta. 

Uang itu dianggap sebagai uang jaminan untuk pengecekan Kesehatan, pelatihan, seragam. Padahal S yang datang bersama ibunya tidak membawa uang sebesar itu.

Terpaksa dia mencari utang dari saudara-saudaranya.  Dia berpikir, pasti dapat kembalikan utang itu segera setelah dia mendapat gaji.