Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea, Bagaimana Dampaknya?

Penggunaan Senjata nuklir sebagai strategi akhir (sumber gambar:istock)

Like

Isu penggunaan senjata nuklir kembali mencuat setelah negara Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara yaitu Kim Jong Un.

Kehadiran Rusia memberikan penekanan bahwa Rusia masih mempunyai pengaruh di Asia terutama di Semenanjung Korea. Rusia bertemu dengan sahabat lamanya yaitu Korea Utara.

Pertemuan ini bukan hanya sekedar pertemuan biasa melainkan ada hal dan maksud lain. Bahkan Rusia memberikan hadiah kepada Korea Utara berupa bantuan persenjataan dan berencana akan membantu Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir.

Kita tahu kalu kedua negara tersebut memiliki senjata nuklir yang siap kapan saja untuk digunakan. Walaupun Korea Utara dapat dikategorikan sebagai negara miskin oleh PBB namun kemampuannya untuk mengembangkan dan menggunakan senjata nuklir tidak boleh diragukan.

Senjata nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara menjadi alat diplomasi internasional Korea Utara. Walaupun PBB telah menjatuhkan sanksi kepada Korea


Utara perihal senjata nuklir, Korea Utara seakan tidak gentar dan tetap menggunakan dan mengembangkan senjata nuklir.

Baca Juga: Ambisi Bill Gates Memulai Pembangunan Reaktor Nuklir Lewat Perusahaan Miliknya

Perang antara Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini belum usai ditambah lagi keterlibatan negara-negara NATO dalam menyuplai persenjataan kepada Ukraina membuat Rusia semakin panas.

Ukraina dijadikan tameng dan prajurit garis depan oleh NATO untuk menghadapi raksasa Rusia. Secara tidak langsung NATO telah terjun ke perang Rusia dan Ukraina. Hal ini membuat Rusia semakin panas dan menganggap negara-negara NATO licik dan pengecut.

Kemarahan Rusia ini menjadi alasan Rusia untuk mempererat hubungan diplomasi dan militer dengan Korea Utara. Hal ini juga diperlukan untuk memecah konsentrasi dan fokus negara NATO dari Ukraina ke

Semenanjung Korea. Rusia dan Korea Utara memiliki ideologi negara yang sama yaitu Komunis. Latar belakang sejarah juga mempengaruhi hubungan Korea Utara dan Rusia. Pada perang Korea di masa silam, Rusia berada di belakang Korea Utara sedangkan Korea Selatan ada Amerika Serikat dan Eropa.