Para pemberani yang menggerakkan uang di masa pandemi ini. (Sumber Gambar : Bisnis.com)
Likes
Di masa pandemi covid-19 ini, aku selalu mencari-cari para pemberani dan orang-orang yang beruntung. Para pemberani adalah mereka yang berani membuka aktivitas usaha baru.
Orang-orang beruntung adalah pemilik umkm yang mengalami anomali lonjakan omzet. Karena, dua tipe manusia di atas yang akan memberikan kita harapan bahwa ekonomi tetap berjalan.
Di awal masa pandemi, bermunculan banyak manusia pemberani, terutama pedagang ayam dan telur di pinggir-pinggir jalan. Kita ingat sekitar 2 bulan yang lalu, harga ayam dan telur terjun bebas.
Bahkan, viral di medsos, para peternak ayam yang membuang anak-anak ayam yang baru menetas. Namun, saat harga ayam dan telur kembali normal, para pemberani itu bertumbangan.
Para pemberani yang lain adalah para penjual masker. Setelah di awal pandemi, masyarakat kebingungan memperoleh masker, kini ketersediaan masker melimpah dengan berbagai varian yang menarik. Para pemberani ini, masih bertahan, bahkan bertambah.
Para pemberani lain yang kulihat adalah para penjul es buah. Biasanya, mereka berjualan di pinggir jalan dengan menawarkan 4 (empat) rasa. Uniknya, harganya bervariasi, ada yang berani menjual dengan harga premium, tapi ada yang memilih bermain di harga itu sendiri. Namun, harga sesuai kualitas dan rasa.
Untuk aku yang tinggal di pinggiran kota Solo, kisaran harganya dari 3 ribu hingga 6 ribu rupiah per plastik. Aku sendiri sering membeli dengan harga 4 ribu.
Menurutku, kualitas dan rasanya termasuk cukup bagus. Aku lihat, para pemberani ini masih bertahan.
Temasuk temanku bernama Andi. Dia memberanikan diri berjualan Es Oyen, sejak bulan puasa kemarin, dan bertahan hingga hari ini.
Awal berjualan, Andi terlihat masih sangat kaku dan lama saat melayani pelanggan. Aku sendiri pernah menunggu pelayanan super lama di tengah antrian orang-orang yang ingin berbuka puasa.
Kini, Andi telah sangat terampil melayani para pelanggannya. Walaupun antrian di bulan puasa tidak dijumpainya lagi, tapi dia bersyukur masih mampu memperahankan dagangannya.
Pemberani lainnya adalah penjual angkringan. Di kampungku sendiri, satu RW dengan sekitar 110 KK, telah ada 6 penjual angkringan.
Mereka bejualan di malam hari, di beberapa titik keramaian, terutama sepanjang jalan menuju balai desa. Kini bertambah 2 penjual angkringan. Yang satu, berjualan mulai pagi hingga sore hari.
Yang satu lagi, berjalan dari siang hingga malam hari. Mudah-mudahan usaha ini, benar-benar menjadi profesi baru bagi mereka.
Ada juga, temanku Rudi, yang berani menghidupkan kembali toko camilan di sebelah lapagan desa. Umurnya belum genap 25 tahun. Dia mengganti uang sewa yang belum habis dari pedagang sebelumnya, dan dia benar-benar pemberani dengan menikah di awal Agutus ini.
Para pemberani lainnya adalah beberapa warga desa yang melakukan pembangunan rumah. Ada beberapa titik, termasuk pembangunan rumah pribadi.
Tapi yang menarik adalah 2 pembangunan kost-kostan di kampungku. Yang satu kost biasa, tapi dijamin desainnya kekinian. Yang satu lagi, kost elit atau mewah.
Walaupun belum selesai, dengan melihat ukurannya, dan desain bangunannya yang mewah dan bertingkat, jelas ini bukan rumah kost biasa. Saya tak tahu, jika sudah selesai bisa jadi akan ada plang Red Doorz, Airy, atau OYO di depannya.
Para pemberani lainnya adalah gerai pizza terkenal yang berjualan pizza di pinggir kompleks perumahan di desaku. Sebut saja Pizza Hut. Tentu saja banyak promo dan penawaran menarik.
Apapun, memang harus kita lalukan untuk bertahan hidup. Yang penting, tidak terburu-buru menyatakan menyerah dan tutup.
Maka, jika kamu punya uang, sebaiknya engkau investasikan di masa Covid-19 ini. Sebab, banyak orang membutuhkan pekerjaan di tengah kontraksi ekonomi ini.
Jangan menunggu membeli motor baru hingga tahun depan. Memang jika harus membeli, belilah sekarang.
Jangan menunda kembali membangun rumahmu. Jika tabungan telah siap, hari ini adalah waktu paling berkah untuk membangunnya.
Jika ingin membuka usaha kecil-kecilan, inilah saatnya. Mungkin saja bukan waktu yang tepat mencari keuntungan, namun waktu yang tepat untuk membuat kita berfikir kreatif.
Seperti dua anak remaja yang berani berjualan bakso kojek di desaku. Yang satu berjualan dari pagi hingga sore hari, yang satu berjualan dari sore hingga malam hari. Usia mereka belum genap 20 tahun. Mereka baru lulus tingkat SMA dan kesulitan menemukan lowongan pekerjaan.
Memang yang lebih sulit adalah menemukan orang-orang yang beruntung. Aku perhatikan toko-toko dan rumah makan memang berkurang omzetnya.
Ada dua rumah makan besar yang hampir berdampingan dan setiap sore membuat macet jalan menuju desaku. Kini, kemacetan itu belum kembali. Bahkan, SPBU yang memisahkan dua rumah makan itu juga terlihat berkurang keramaiannya.
Tapi sekitar 2 minggu ini, aku menemukannya. Namanya warung Soto Klodran yang berada di perbatasan antara desaku dan Desa Klodran. Warung soto ini cukup luas, luasnya lebih dari 300m2, belum termasuk parkiran di depannya. Letaknya kira-kira 500m dari dua rumah makan besar tadi.
Warung soto yang telah ada lebih dari 20 tahun yang lalu ini, biasanya sepi. Hanya ada satu dua mobil pelanggan yang terihat datang. Itupun jarang sekali. Memang dari penampilannya, warung ini menyasar kelas menengah ke atas.
Bahkan, aku sempat menduga, warung soto ini sebagai tempat cuci uang belaka. Bagaimana warung soto yang sepi itu bisa bertahan puluhan tahun?
Tapi, aku melihat beberapa minggu ini, warung soto itu dipenuhi pembeli. Ada sekitar 5 - 6 mobil pelanggan yang bergantian memenuhi parkiran. Senang sekali rasanya menemukan orang-orang beruntung di tengah-tengah situasi pandemi ini.
#youngcompetitionbisnismudaid #bisnismuda #bangkitdaripandemi
Komentar
24 Jun 2023 - 12:59
Baca tulisan ini seperti throwback masa pandemi banget