Mau Berbisnis, tapi Malah Berakhir 'Bunuh Diri'

Berbisnis (sumber gambar: masterstart.com)

Like

Salah seorang teman pernah mengobrol dengan saya terkait dengan bisnis yang ingin ia geluti. Saat itu bisa saya maklumi kenapa ia ingin berbisnis: karena saat ini memang sedang ‘hype’ anak muda yang memiliki macam-macam bisnis. Saya tidak menyalahkan keinginannya, bahkan mendukung tekadnya. Tapi saya rasa, dari segi perencanaan, ia belum matang.

Dilansir dari sba.gov, berikut telah dirangkum beberapa hal yang bisa dipertimbangkan dalam mengembangkan bisnis:
  1. Meriset kebutuhan pasar, untuk mengetahui kesempatan apa yang dapat anda raih untuk menjalankan sebuah bisnis. Meriset ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang potensial terkait konsumen dan bisnis yang telah dijalankan di area yang hendak kamu sasar untuk menjalankan bisnis.
  2. Menulis perencanaan bisnis, dimulai dari bagaimana struktur bisnisnya, bagaimana bisnis dijalankan, dan bagaimana mengembangkan bisnis baru, termasuk memilih orang-orang yang bisa bekerja denganmu.
  3. Memperkirakan dana yang dibutuhkan dalam mengelola bisnis, termasuk jika danamu tidak cukup, kamu pun bisa mempertimbangkan untuk meminjam dana, baik dari p2p lending dan sejenisnya.
  4. Pilih lokasi bisnis, dalam hal ini pertimbangan dalam menjalankan online store atau offline store. Ingat, lokasi ini pun tidak terlepas dari hasil riset mengenai kebutuhan pasar.
  5. Pilih nama yang merefleksikan brand dan menangkap semangat dari produk yang ingin kamu jual. Kamu juga harus memastikan belum ada toko lain yang menggunakan nama produk yang sama.
  6. Perhatikan ketentuan legal terkait dengan dibukanya bisnismu. Tentu kamu tidak ingin terlibat permasalahan hukum mengenai produk yang kamu pasarkan, jadi tetap ikuti ketentuan hukum yang berlaku di tempatmu, ya!
  7. Buka rekening bank khusus untuk bisnismu. Ini mungkin langkah yang cukup ribet, tapi hal ini dilakukan agar uang di rekening pribadimu tidak ikut tercampur dengan uang dari bisnismmu sehingga kamu lebih mudah dalam melakukan pengelolaan uang untuk bisnismu.

Dari 7 poin ini, sebenarnya saya melihat ada beberapa hal yang belum matang ia kerjakan, adalah kurangnya riset mengenai konsumen dan juga terkait pesaing potensial di daerah tersebut.

Dengan modal ‘nekat’, dan perencanaan yang ia lakukan, alhasil bisnisnya berjalan. Namun jelas saja bisnisnya tidak berlangsung lama karena riset yang belum matang mengenai produk yang ingin ia pasarkan.

Memang benar, ketika berbisnis, ada yang mengatakan jangan terlalu dipikir, sebab semakin dipikir, bisnisnya tidak akan berjalan. Benar itu menurut saya. Tetapi berdasarkan pernyataan seorang teoritis di bidang psikologi yaitu Albert Bandura, kita tidak perlu harus ‘terjun’ langsung untuk merasakan kegagalan; pelajarilah dari pengalaman orang lain.

Loh, tapi kan orang-orang lain bisa jatuh bangun juga dalam bisnis? Ya memang benar. Tapi kalau semisal kita memiliki pilihan untuk mengalami kemungkinan gagal yang lebih kecil, kenapa tidak memilih pilihan tersebut?


Modal ‘nekat’ tanpa mempertimbangkan resiko dalam bisnis juga namanya ‘bunuh diri’. Karena itu, sebelum terjun, riset lah pasar seluas-luasnya. Cari tahu apakah akan ada konsumen yang akan mengonsumsi produk kita, dan bagaimana caranya ‘mengundang’ konsumen tersebut untuk mencoba produk buatan kita.

Perhitungkan cost dalam membuka bisnis agar kita juga lebih yakin dengan strategi bisnis yang dijalankan, termasuk dalam membuka toko online saja, toko offline, atau keduanya. Kalau memang setelah kita riset dan kondisi pasar ternyata tidak sesuai yang kita prediksi, tidak apa-apa. Cari alternatif lainnya lewat internet atau sesederhana berdiskusi dengan teman.

Membuka bisnis memang bukan perkara yang mudah. Tapi bukan pula perkara yang hanya sekedar dilandaskan niat saja. Perlu ada perencanaan matang di dalamnya, meskipun mungkin butuh waktu untuk merencanakan. Lebih baik menjalankan bisnis dengan perencanaan matang daripada ‘bunuh diri’ bukan?