Belajar dari Kasus Sritex (SRIL), Pahami Laporan Keuangan Perusahaan untuk Meminimalisasi Resiko Emiten Pailit

Memahami laporan keuangan salah satu kunci penting sebelum membeli saham. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Be-emers, ngomongin uang itu enak ya, yang nggak enak itu ngomongin rugi, bener nggak? 
 
Seperti kasus PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Emiten yang resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang. Yang ini tentu saja berpotensi menyebabkan kerugian bagi para investornya.

Agar terhindar dari hal yang tidak enak tersebut, yuk coba praktikkan hal berikut!
 

Kenalan dengan Sritex 

Sritex merupakan perusahaan tekstil, yang berada di Sukoharjo Jawa Tengah. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1966. Lalu pada tahun 1968 berkembang menjadi perusahaan penghasil kain putih dan kain berwarna.

Pada tahun 1982 Sritex mendirikan pabrik kedua yaitu pabrik tenun. Pada tahun 1992 Sritex menjadi perusahaan terintegrasi dari pemintalan, penenunan, hingga menjadi pakaian jadi. 
 

SRIL

Tahun 2015 hingga 2019 harga SRIL naik terus, meskipun volatile setiap hari, sehingga bisa diperdagangkan. Bahkan SRIL sempat menjadi incaran para investor.

Juga, sebelum tahun 2020 ini, Sritex juga bisa dikatakan sedang berjaya, ditandai dengan selalu bisa menghasilkan laba bersih, arus kas selalu positif, dan rajin membagikan dividen ke investornya. 
 
Namun, pada tahun 2020, bertepatan dengan pandemi Covid, harga sahamnya mulai jatuh. Sebenarnya awal tahun 2021 sempat naik. Namun akhirnya bahkan di-suspend sejak Mei 2021.

 

Belajar dari Kasus Sritex, Pahami Laporan Keuangan

Be-emers mungkin tidak asing lagi dengan nama Warren Buffett, investor ulung dari Amerika. Kunci untuk menjadi investor ulung sepertinya adalah memahami laporan keuangan.

Jadi, belajar dari kasus SRIL ini, sebenarnya sebagai seorang investor harus terus belajar dan mampu memahami laporan keuangan perusahaan, selain faktor lain, untuk meminimalisasi resiko emiten pailit. 
 

1. Aware dengan pengumuman yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

Proses suatu perusahaan dinyatakan pailit hingga di-delisting-nya suatu saham dari BEI tidak serta-merta langsung terjadi. Ini ada tahapan-tahapannya.


Sebagai contoh beberapa bulan sebelumnya bursa biasanya sudah memberikan pengumuman atau informasi. Misalkan informasi bahwa perusahaan terkait tidak menyampaikan laporan keuangan perusahaan terkait sehingga perusahaan di-suspend.

Selain itu, informasi-informasi ini sebenarnya sudah dapat dijadikan rambu-rambu bagi investor sebelum berinvestasi.