Be-emers, jangan pernah bermimpi menjadi petani kecuali menjadi petani modern.
Why? Karena permasalahan di pertanian itu kompleks. Jadi, kalau tidak menjadi petani modern maka kurang optimal dalam menjalankan profesinya sebagai petani tersebut.
Alasan Mesti jadi Petani Modern: Masalah Pertanian Begitu Kompleks
Berikut adalah alasan mesti jadi petani modern, masalah pertanian begitu kompleks:
1. Jumlah petani menurun dan banyak petani senior
Sebelum Bisnis Muda membuat tema Petani Modern ini, sebenarnya penulis sudah mulai khawatir dengan kondisi pertanian di Indonesia pada umumnya, dan di sekitar penulis pada khususnya.
Hal ini karena di sekitar penulis sendiri yang menjadi petani memang sudah berkurang banyak dan sudah banyak yang senior, rata-rata di atas 40 tahun.
Ini ternyata sinkron dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyatakan bahwa jumlah petani yang berumur 19–39 tahun hanya berkisar 6.183.009 orang, atau sekitar 22 persen dari petani di Indonesia. Yang berarti sisanya, atau 78 persen adalah petani di atas 40 tahun.
2. Ketergantungan kepada tengkulak tinggi karena kesulitan modal
Ketika petani tersebut butuh produknya sendiri, petani tersebut harus beli produknya sendiri dari tengkulak dengan harga yang lebih tinggi.
Misalnya saja dikutip dari detikcom, Jateng tahun 2022, harga nanas madu Pemalang dibeli dengan harga di bawah 1000 rupiah per biji (karena sistem tebas) oleh tengkulak, kemudian dijual dengan harga 5000-10.000 rupiah per biji.
Selisih harga yang tinggi kan? Dan ini pun terjadi di petani beras.
3. Kesulitan memasarkan
Selain karena butuh modal seperti disebutkan poin dua di atas, kesulitan lain yang dihadapi petani bukan petani modern adalah pemasaran.
Rata-rata petani kurang mampu memasarkan produknya jika skalanya terlalu besar. Sehingga mereka menyerahkannya kepada tengkulak.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.