Joe Biden Unggul di Perolehan Sementara, Gimana Respon Investor?

America - Canva

Like

Masih dalam euforia pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat, Joe Biden dikabarkan telah berhasil unggul dengan rekor suara terbanyak lho!

Perhitungan suara memang masih berlangsung sih. Namun, berdasarkan informasi USA Today, calon Presiden dari Partai Demokrat itu diketahui sudah mendapatkan lebih dari 70 juta suara nih, Be-emers.

Angka tersebut mengungguli rekor yang pernah dicatatkan Presiden Barack Obama, saat Pilpres Amerika Serikat tahun 2008 lalu, yakni sekitar 69 juta suara.

Nah menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dikutip dari laman Bisnis, hasil sementara Pilpres AS 2020, yang mana ekspektasi pasar cenderung memilih Joe Biden, berpotensi memicu kekhawatiran investor.

Sebenarnya, persaingan ketat antara perhitungan suara Donald Trump dan Joe Biden, menurut Josua memang sudah menimbulkan respon yang beragam dari para pelaku pasar. Misalnya, dolar AS yang menguat, hingga pergerakan bursa di berbagai negara yang sempat terkoreksi.


Walaupun, pergerakan bursa dalam negeri hari ini (5/11) justru bergerak bullish, dengan menguat hingga 3,04 persen dan parkir di level 5.260, 33.

Baca Juga: Apa Untung-Ruginya Ekonomi Indonesia Kalau Trump atau Joe Biden Terpilih di Pilpres AS? Begini Kata Ekonom
 

Alasan Pelaku Pasar Cenderung Memilih Joe Biden

Menurut Josua, pelaku pasar keuangan global lebih cenderung memilih Joe Biden. Soalnya, kebijakan Biden dinilai lebih antisipatif dibanding Trump yang cenderung diwarnai ketidakpastian dan banyak kejutan.

Enggak cuma itu, stimulus lebih besar yang diinginkan partai pengusung Biden juga dinilai bakal mendorong likuiditas dolar di pasar keuangan global.

Alhasil, hal itu mendukung potensi penguatan mata uang negara berkembang. Dampaknya, aliran modal asing pun jadi bisa masuk ke negara berkembang deh.

Meski begitu, Joe Biden yang baru saja memecahkan rekor ini belum bisa jadi jaminan kemenangannya di Pilpres AS lho, Be-emers. Perlu kamu ketahui, berdasarkan pasal II Konstitusi AS, pemenang Pemilu AS ditentukan bukan oleh suara populer, melainkan suara electoral college.

Misalnya nih, pas Pilpres AS tahun 2016 lalu. Diketahui Donald Trump kalah di perolehan suara populer. Namun, ia justru mampu menang dan mengalahkan Hillary Clinton dalam electoral college.

Adapun, pengumuman presiden terpilih Amerika Serikat bakal diumumkan pada 6 Januari 2021 mendatang. Kita tunggu saja yuk, kelanjutan hasil Pilpres “Negeri Paman Sam” tersebut.