Apa Kata Deddy Corbuzier Tentang Sekolah Dan Belajar?

Apa kata Deddy Corbuzier tentang sekolah (Sumber: Pixabay.com)

Like

Sekolah menjadi salah satu hal yang sangat penting karena dianggap sebagai pendidikan satu satunya hingga saat ini. Tak hanya itu, sekolah tinggi juga masih jadi salah satu patokan kesuksesan seseorang di masa depan.

Passion adalah hal yang wajib dikenali setiap anak. Tidak peduli seberapa remehnya passion seorang anak, jika ia tekun, ia bisa menjadi sukses suatu saat karena dukungan yang kuat. Sama halnya dengan belajar, belajar seharusnya bisa menjadi alasan yang anak sukai karena ia tahu apa yang ia inginkan bukan karena paksaan.  Lantas apa kata Deddy Corbuzier tentang sekolah yang dapat mengubah pandangan banyak orang, terutama gen Z saat ini? Yuk cek ulasannya di bawah ini!

1. Anggapan Mayoritas Orang Tua Hingga Saat Ini

Dilansir dari Wisklik mengatakan bahwa Deddy Corbuzier berkata seperti itu karena beberapa alasan diantaranya di sekolah semua anak disamaratakan,sekolah tidak mengajari arti dari perjuangan, dan di sekolah tidak pernah diajarkan cara mencari uang oleh sebab itu Deddy Corbuzier berkata bahwa sekolah mengajarkan pola pikir miskin.


Anggapan banyak orang tentang sekolah ini tampaknya masih jadi stereotip, sehingga tidak ada yang berpikir di luar paradigma tersebut. Setiap orang harus sekolah tinggi dan jadi yang paling pintar agar dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Pendidikan tinggi, yaitu sebagai sarjana agar dapat memperoleh pekerjaan yang baik dan gaji yang tinggi.


Pemikiran lain, yaitu setiap anak yang sekolah harus menjadi orang yang hebat di berbagai bidang. Tuntutan seperti ini membuat anak stres, sehingga tidak dapat menerima pelajaran dengan lebih baik. Mulai dari pelajaran eksakta hingga seni rupa harus dikuasai dengan baik. Tak hanya guru, orang tua pun menginginkan anaknya menjadi juara satu setiap tahunnya.

Padahal setiap anak terlahir dengan kemampuan yang berbeda beda dan passion yang tak sama. Oleh sebab itu, apa kata Deddy Corbuzier tentang sekolah ini cukup menggelitik banyak orang yang tak setuju dengannya. Anggapan bahwa setiap anak harus pandai di semua mata pelajaran ini pun tetap melekat dan harus diwujudkan dengan berbagai cara.

Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap orang tua rela membayar guru les untuk anaknya. Uniknya, guru les yang datang khusus untuk mata pelajaran yang tidak dikuasai oleh sang anak. Anaknya tidak menguasai matematika, maka dituntut belajar matematika secara mati matian hingga memahami pelajaran tersebut dan unggul di bidang terkait.

Baca juga: Apa Manfaat Networking untuk Bisnis? Benarkah Berguna Untuk Bisnis?


2. Pandangan Deddy Corbuzier terhadap Sekolah dan Pendidikan


Menurut master Deddy, semua orang bisa menjadi sukses dengan caranya masing masing. Lulusan sarjana bukan suatu jaminan menjadi orang yang sukses, karena standarisasi sukses itu bukan dilihat dari uang atau kekayaannya. Pada dasarnya, sukses dalam bekerja dapat mengerjakan sesuatu yang disukainya selama sisa hidupnya.

Baginya, setiap anak tidak harus dituntut untuk hebat di semua mata pelajaran karena mereka memiliki bakat yang berbeda beda. Oleh sebab itu, banyak yang setuju dengan apa kata Deddy Corbuzier tentang sekolah ini. Terutama anak anak yang lemak di beberapa mata pelajaran, hingga harus menerima les setiap harinya yang membuatnya semakin stres.

Justru aneh bila orang tua mendatangkan guru les untuk mata pelajaran yang tidak dikuasai anaknya. Sebaliknya, justru harusnya memilih materi yang disukai dan didukung untuk semakin berkembang di bidang terkait. Dengan begitu, para orang tua Indonesia harusnya mendatangkan guru les yang dapat membantu untuk mengembangkan bakat dan potensi sang anak.

Bukan berarti mata pelajaran lain tidak dipelajari, mereka harus tetap belajar hingga batas akhir kemampuannya. Setelah itu, hindari untuk menuntut sang anak untuk mencapai standar yang dibuat oleh orang tuanya. Apa kata Deddy Corbuzier tentang sekolah ini cukup membuka wawasan para calon orang tua zaman sekarang agar tidak menuntut anaknya kelak.

Sistem pendidikan di Indonesia menuntut setiap peserta didik untuk mencapai standar tertentu. Tak hanya itu, mereka juga dituntut untuk mahir di berbagai bidang tanpa mau tahu potensi yang dimiliki sang anak. Hal ini yang membuat seseorang tak bisa berembang secara optimal karena setiap bidang dipelajari pada permukaannya saja. Bukankah begitu?

Baca juga: Biografi Jack Ma Si Pendiri Alibaba yang Gak Pintar Matematika dan IT!