Reksa Dana Pendapatan Tetap Lesu di Awal 2021, Ini Penyebabnya

Why - Canva

Like

Mungkin, tahun 2020 jadi tahun kejayaan buat performa reksa dana pendapatan tetap. Seperti yang diketahui, reksa dana pendapatan tetap mampu jadi satu-satunya indeks reksa dana yang outperform dari indeks acuannya lho, Be-emers.

Dari data Infovesta Utama, hingga pekan ketiga Desember 2020, kinerja reksa dana pendapatan tetap meningkat 9,13 secara year to date (ytd). Sepanjang 2020, reksa dana pendapatan tetap berhasil jadi jawara dengan imbal hasil tertinggi mencapai 8,99 persen.

Namun, memasuki awal tahun 2021, kinerja reksa dana pendapatan tetap justru terpantau lesu nih, Be-emers. 

Kalau dilihat dari data Infovesta Utama 15 Januari 2021, yang dilansir dari laman Bisnis, reksa dana pendapatan tetap kinerjanya terkoreks 0,72 persen secara year to date. Kok bisa ya?

Baca Juga: Reksa Dana Mana yang Paling Unggul di 2020?
 

Penurunan Harga Obligasi

Menurut Direktur Panin Asset Management Rudiyanto, kinerja reksa dana pendapatan tetap terseret oleh penurunan harga obligasi di awal tahun ini.


Hal itu bisa terlihat dari yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun yang terus naik. Buat kamu yang belum tahu, ketika yield SUN 10 tahun naik, harga obligasi turun, begitu pula sebaliknya.

Enggak cuma itu, pemerintah bakal melakukan penerbitan obligasi di awal tahun, yang mana kasus Covid-19 juga naik. Alhasil, banyak investor yang berekspektasi kalau jumlah obligasi yang diterbitkan nanti bisa lebih besar.

Sedangkan, semakin banyak porsi obligasi pemerintah menjadi aset dasar, maka akan membuat reksa dana pendapatan tetap semakin volatil. Seperti yang kita ketahui, obligasi pemerintah dikenal sebagai aset investasi aman.
 

Masih Ada Harapan Reksa Dana Pendapatan Tetap di 2021

Meski begitu, Rudiyanto memprediksi, reksa dana pendapatan tetap masih bisa mencetak imbal hasil sekitar 5-8 persen tahun ini kok.

Menurutnya, reksa dana pendapatan tetap bakal bersaing dengan reksa dana saham, yang tancap gas di awal tahun ini.

Namun, ia enggak bisa memprediksi kira-kira mana di antara keduanya yang bakal menjadi paling tinggi. Hal itu mengingat, kinerja saham yang juga masih volatile.

Baca Juga: Ini Alasan Investasi Reksa Dana Cocok untuk Kamu yang Punya Budget Pas-Pasan