How to Use Influencer Marketing to Boost Your Traffic and Conversions (https://www.jeffbullas.com)
Likes
Akhir akhir ini ramai dibicarakan tentang fenomena pompom saham yang banyak diulas oleh media. Lalu, apa sih pengertian dari pompom itu sendiri?
Jadi, pompom saham merupakan sebuah ajakan untuk merekomendasikan beli sebuah saham dengan iming iming profit yang tinggi serta melakukan sebuah forecasting mengenai harga saham yang akan melonjak tinggi.
Biasanya, dengan ajakan tersebut akan terjadi sebuah greedy pada saham tersebut dan membuat saham seketika naik tinggi dan oknum yang melakukan pompom saham menjual saham di harga atas dan mendapat keuntungan yang banyak. Di sisi lain, korban ritel banyak sangkut di atas alias beli di harga atas dan risiko terburuk adalah harga ARB dan tidak bisa menjual karena tidak ada yang mau beli.
Lalu, siapa aja sih yang bisa melakukan pompom saham? Sebenarnya, banyak oknum dari berbagai kalangan mulai dari publik figur, artis, analis saham, grup saham, institusi bahkan oleh media itu sendiri.
Oknum tersebut memiliki banyak pengikut yang bisa saja menerima rekomendasi tersebut dengan mentah-mentah tanpa di analisa terlebih dahulu. Semakin banyak follower dari oknum tersebut maka akan semakin kuat dalam menaikkan harga saham tersebut
Apakah BEI diam saja mengenai hal ini? Tentu tidak. BEI sebagai otoritas bursa mengingatkan pada influencer agar tidak ceroboh dalam merekomendasikan saham karena bisa merugikan banyak pihak dan membuat kegaduhan.
Tetapi juga fenomena seperti ini tidak bisa terhindarkan karena masing-masing orang memiliki pemikiran yang berbeda beda yang merujuk pada pengambilan keputusan yang berbeda beda pula. BEI juga menyarankan pada calon investor agar mempelajari SPM atau sekolah pasar modal dimana program ini di dirikan secara gratis oleh BEI sebagai upaya mengedukasi para calon investor di Bursa Efek.
Nah, yang terpenting bagaimana cara kita bersikap mengenai fenomena ini. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar bisa setidaknya meminimalisir kerugian dari fenomena ini yakni sebagai berikut:
-
Pelajari pengetahuan mendasar tentang saham.
Sekarang ini banyak edukasi gratis mengenai saham. Investor pemula cocok mengambil kursus gratis ini sebagai langkah awal terjun dalam dunia investasi saham seperti program SPM tadi.
Mempunyai pengetahuan tentu memberikan pemikiran tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan pada saat berinvestasi saham. Bila sudah mempunyai dasar yang kuat maka tidak akan mudah terombang ambing oleh pompom yang dilakukan oleh banyak oknum.
-
Percaya diri.
Di dalam dunia investasi, tidak hanya menguji tentang edukasi melainkan juga menguji bagaimana psikologi kita di uji apalagi seorang trader maka akan terbiasa dan harus terbiasa dengan psikologi trader.
Setidaknya, dengan analisa yang dilakukan diri sendiri membuat kita menjadi lebih pintar dengan praktek langsung tanpa menerima rekomendasi dari orang lain. Jika pun analisa diri sendiri gagal, maka rasa kecewa tidak akan semendalam jika kita mengikuti rekomendasi orang lain.
-
Jangan mudah percaya dengan orang lain.
Saya kira tips ini tidak hanya berlaku dalam fenomena pom pom saham, akan tetapi dikehidupan sehari hari juga perlu untuk menerapkan sikap ini. Tidak mudah percaya bukan berarti kita menyepelkan orang lain, akan tetapi kita lebih bersikap hati-hati apalagi dalam urusan uang.
Bagaimanapun, uang kita menjadi tanggung jawab kita masing-masing sehingga kita wajib pula menjaga nya dengan hati-hati.
-
Lakukan analisa ulang.
Pentingnya kita mengevaluasi dari sebuah rekomendasi yang diberikan orang lain dengan cara menganalisa ulang. Analisa ini dapat ditempuh dengan cara analisa teknikal dan fundamental tergantung kebutuhannya masing masing.
Dengan analisa ulang, maka kita akan bisa screening dengan lebih ketat dengan standar yang telah kita tetapkan.
Proses ini juga menjadi validasi dengan banyaknya rekomendasi yang ada. Jika analisa dirasa cocok maka kita bisa putuskan untuk membeli saham tersebut dan jika kita tidak yakin dengan hasil analisa kita sendiri maka tunda atau batalkan pembelian saham tersebut.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda dan saya berharap pembaca bisa mengambil benang merah artikel ini agar kita bisa meminimalisir atau menghindari kerugian dari fenomena ini.
Baca Juga: Waspada Tren Investasi dengan Cara Utang dan Pompom Saham di Media Sosial
Komentar
26 Mar 2021 - 10:14
Menurut saya, value investing tetap menjadi acuan investasi jangka panjang mas surya. kalau pom pom saham menurut saya hanya trend menaikkan harga sesaat saja. Kalau untuk masa depan saya rasa value investing tetap menjadi strategi yang relevan mas surya
26 Mar 2021 - 10:09
Bisa condong ke arah pom pom kak kalau merekomendasikan secara terang-terangan
26 Mar 2021 - 05:45
wah berarti yang kmrn artis2 kayak Raffi Ahmad, Ari Lasso, sampe Kaesang itu masuknya masih kategori pompom saham ya kak? hehe
25 Mar 2021 - 18:31
Eh iyak, kalau menurut mas Fathoni kira-kira era value investing emang udah tamat gara2 pompom saham atau enggak ya?
25 Mar 2021 - 14:54
Kalau pom pom itu istilah nya kak dalam menaikkan harga kurang lebih sama dengan goreng saham. Kalau bandar itu big player nya bisa individu atau institusi yang memiliki dana besar kak
25 Mar 2021 - 14:17
Wah inspiratif nih. Pompom, bandar, sama goreng saham itu kurang lebih sama ya kak?