Tanpa Repot Tambah Alat, Mematikan Lampu Bisa Mengurangi Tagihan Listrik dan Penggunaan Token

Mematikan lampu saat tak digunakan bisa menghemat pengeluaran bulanan (Sumber gambar: https://cdn.pixabay.com/photo/2018/01/24/17/33/light-bulb-3104355__340.jpg)

Like

Pandemi telah mengurangi mobilitas banyak orang, menurunkan aktivitas ekonomi, dan menimbulkan kelesuan banyak pihak dalam skala global. Walau demikian, pandemi membawa keuntungan tersendiri bagi beberapa orang. Karena selama pandemi, pemerintah meniadakan tagihan listrik selama bulan Maret sampai September 2020 bagi rumah tangga berdaya 450 dan 900 V. Sedangkan untuk pelanggan prabayar, bantuan diberikan berupa pemberian token gratis selama enam bulan.

Harapannya, dengan memanfaatkan akses listrik bebas biaya tersebut dapat mendorong masyarakat untuk tetap berkarya selama di rumah saja. Walau demikian, bukan berarti masyarakat dapat memakai listrik sesukanya. Karena walau diberi keringanan, tentu ada biaya operasional yang tetap dilakukan pemerintah selama memberikan bantuan tersebut.

Mengutip data dari laman bisnis.com, pemerintah berencana memperoleh tambahan utang pada 2020 sebesar Rp. 359,1 triliun. Tapi karena terjadi pandemi, pemerintah menambahnya menjadi Rp. 1.006,4 triliun.
Jadi untuk membantu pemerintah agar tidak terlalu terbebani dengan utang tersebut, masyarakat bisa membantunya dengan kebiasaan mudah seperti mematikan lampu saat tidak digunakan.

Misal kalau satu rumah dapat mematikan lampu saat tidak digunakan berhasil menekan pengeluaran listrik pemerintah beberapa persen, lalu berapa penghematan yang bisa dilakukan pemerintah jika terdapat jutaan rumah tangga yang menghemat listrik selama enam bulan?

Secara tak langsung, mematikan lampu juga akan mengurangi biaya tagihan listrik atau anggaran pembelian token masyarakat. Dengan demikian, rumah tangga bisa lebih hemat secara finansial dan beban pemerintah menjadi tidak berat - berat amat.


Jadi, apa ruginya sesekali mencoba mematikan lampu saat tak digunakan?